
DUTA Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, berkunjung ke Ambon, Provinsi Maluku serta Morotai dan Ternate, Provinsi Maluku Utara pada 18-21 Oktober 2025. Dubes Brazier didampingi oleh Konsul-Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, dan Atase Pertahanan Australia, Brigadier Micah Batt.
Dalam kunjungannya, Dubes Brazier bertemu dengan sejumlah kepala daerah untuk mempererat hubungan Australia dan Indonesia, termasuk Gubernur Maluku Hendrick Lewerissa dan Sultan Ternate Hidayatullah Mudaffar Sjah.
“Pada kunjungan pertama ke Maluku dan Maluku Utara ini, saya sangat senang melihat hubungan yang kuat antara Australia dan Indonesia di kedua provinsi ini,” ujar Duta Besar Brazier.
Di Ambon, Dubes Brazier mengunjungi Pemakaman Commonwealth di Ambon, untuk kemudian meletakkan karangan bunga di tugu peringatan bagi warga Australia yang gugur dalam peperangan di Indonesia timur.
Di Morotai, Dubes Brazier juga mengunjungi beberapa tempat yang memiliki hubungan sejarah militer yang kuat dengan Australia, termasuk Museum Perang Dunia II Morotai dan situs Pemakaman Perang bagi warga Australia.
“Saya merasa terhormat dapat memberikan penghormatan di beberapa situs peringatan Perang Dunia II di provinsi-provinsi ini. Situs-situs tersebut merupakan pengingat yang khidmat akan sejarah bersama dan persahabatan kita yang langgeng,” ujar Duta Besar Brazier.
Duta Besar Brazier juga mengunjungi SDN 216 Maluku Tengah yang didukung oleh program Inovasi Australia Indonesia untuk Anak Sekolah Indonesia Inovasi).
Selama di Morotai, Duta Besar Brazier mengamati bagaimana perempuan memimpin inisiatif untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan tangguh melalui Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (Inklusi).
“Kemitraan pembangunan kita di kawasan ini mencerminkan komitmen kuat kedua negara terhadap pembangunan yang inklusif dan berbasis kepemimpinan lokal,” tambah Duta Besar Brazier.
Duta Besar Brazier juga mengunjungi #AussieBanget Corner di Universitas Pattimura serta mengadakan pertemuan alumni Australia di Ambon, Morotai, dan Ternate.
Di Ternate, para alumni berkumpul di Desa Wisata Cengkeh Afo, sebuah proyek yang dikembangkan oleh alumnus Australia Kris Syamsudin, setelah mengikuti program Kursus Singkat Australia Awards bidang Pariwisata Berkelanjutan. (Z-1)