Dubes Masaki Dorong Pelajar Indonesia Berbondong-bondong Studi di Jepang

17 hours ago 5
Dubes Masaki Dorong Pelajar Indonesia Berbondong-bondong Studi di Jepang Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi.(MI/Irvan Sihombing )

DUTA Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi mendorong pelajar asal Indonesia untuk mengambil studi di 'Negeri Matahari Terbit'. Menurut Masaki, ada banyak penyediaan beasiswa dari pihak Jepang. 

Ia menambahkan, biaya hidup di Jepang lebih murah daripada di Eropa atau Amerika Serikat. Belum lagi jarak penerbangan Indonesia-Jepang yang sekitar 8 jam menggunakan penerbangan langsung dari Indonesia ke Jepang.

"Kami masih bisa bekerja lebih keras untuk menarik lebih banyak mahasiswa Indonesia ke universitas-universitas Jepang," kata Masaki di Lantai VI Kedubes Jepang di Jakarta, Kamis (5/6/2025). 

Berdasarkan data Kedubes Jepang, warga negara Indonesia penerima beasiswa Monbukagakusho (MEXT) pada 2024 tercatat berjumlah 1.168 orang, pada 2023 mencapai 1.093 orang dan pada 2022 ialah 1.024 orang.

Beasiswa Monbukagakusho (MEXT) ialah beasiswa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang. Mext meliputi biaya studi dan biaya hidup tanpa ikatan dinas.

Program-program yang ditawarkan kepada siswa Indonesia adalah Program Research Student bagi lulusan perguruan tinggi, Undergraduate, College of Technology and Professional Training College bagi lulusan SMA dan Japanese Studies bagi mahasiswa program studi Jepang serta Teacher Training bagi guru.

Data menyebutkan jumlah warga Indonesia yang belajar di Jepang pada 2024 sebanyak 5.397 orang, pada 2023 berjumlah 4.892 orang dan pada 2022 mencapai 4.709 orang.

Selain belajar, Pemerintah Jepang mendorong agar pekerja Indonesia bekerja di Jepang. Menurutnya, orang Indonesia sangat diterima karena pekerja keras dan sangat menghormati aturan-aturan masyarakat Jepang. 

“Banyak sekali perusahaan yang mencari pekerja Indonesia, seperti layanan medis, sektor pertanian, sektor perikanan, sektor jasa, transportasi dan lain-lain,” lanjut Masaki.

Ia pun berharap akan lebih banyak pekerja terampil dari Indonesia untuk berangkat bekerja di Jepang, dan akan semakin terampil setelah selesai bekerja di Jepang nanti. Menurutnya, sudah ada sekitar 130 ribu pekerja Indonesia di Jepang.

Menurutnya, pemerintah Jepang sedang berupaya memperluas wilayah pekerja terampil dari negara-negara asing dan juga membuat sistem yang lebih meyakinkan bagi para pekerja terampil untuk menjalani kehidupan di Jepang.

Kagumi QRIS

Masaki juga mengagumi sistem pembayaran QRIS atau Quick Response Code Indonesia Standard. Negeri Sakura tertarik untuk mengadopsi teknologi tersebut. 

"Saya mendengar berita tentang itu (QRIS di Jepang). Jika itu dapat terwujud, itu adalah hal yang sangat baik. Saya selalu terkesan dengan perkembangan teknologi, IT, dan pembayaran di sini. Mungkin lebih maju dari Jepang. QRIS merupakan salah satu alat yang benar-benar terbaik di Indonesia," ucapnya. 

"Jadi jika itu dapat digunakan oleh orang Indonesia di Jepang, itu akan sangat memudahkan orang Indonesia untuk bepergian atau tinggal di Jepang,” katanya seraya berharap lebih banyak turis Indonesia berkunjung ke Jepang dan sebaliknya.

Ia juga menyampaikan kekagumannya atas Paviliun Indonesia di Osaka Kansai Expo. Indonesia membangun paviliun dengan bentuk kapal Pinisi yang menarik perhatian banyak pihak karena menampilkan benda-benda seni tradisional Indonesia. Paviliun tersebut dikabarkan menyediakan kopi Indonesia secara gratis.

“Indonesia memiliki paviliun yang sangat indah dengan bentuk kapal, kapal tua, kapal tradisional. Saya pikir itu berasal dari Kepulauan Sulawesi. Indah sekali,” ucapnya. (Ant/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |