Kehancuran di wilayah Gaza City, Jalur Gaza, Palestina.(AFP/ Jack Guez)
                            BERDASARKAN citra satelit terbaru, PBB pada Senin (3/11) melaporkan bahwa hampir 81% dari seluruh bangunan di Jalur Gaza mengalami kerusakan. Dengan begitu hanya tersisa sekitar 9% bangunan yang masih utuh.
Kondisi ini menggambarkan tingkat kehancuran di Jalur Gaza yang sangat luas setelah dua tahun serangan berkelanjutan oleh Israel. Juru bicara PBB, Farhan Haq, mengungkapkan bahwa dukungan internasional masih sangat dibutuhkan.
Haq mengutip laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa peningkatan upaya kemanusiaan di wilayah tersebut telah memberikan dampak positif bagi penduduk Gaza. Saat ini renovasi sekolah tengah berjalan.
"Pekerjaan renovasi sedang berlangsung di empat sekolah," kata Haq. "Selama tiga hari terakhir, PBB dan mitra kami telah mendukung pembukaan kembali lima ruang belajar sementara di Kota Gaza," tambahnya.
Mengutip analisis terbaru dari Pusat Satelit PBB, Haq mengungkapkan bahwa sekitar 81% dari seluruh bangunan di Jalur Gaza rusak. Gaza Utara mengalami peningkatan kerusakan paling signifikan sejak Juli 2025, dengan hampir 5.700 bangunan baru terdampak.
Lebih lanjut, Haq menyampaikan bahwa lebih dari 123.000 bangunan di seluruh wilayah Gaza telah teridentifikasi hancur total, sementara sekitar 50.000 bangunan lainnya rusak berat atau sedang dan 24.000 bangunan kemungkinan besar mengalami kerusakan.
Sejak awal serangan Israel pada Oktober 2023, lebih dari 68.000 warga Palestina dilaporkan tewas. Meskipun gencatan senjata antara Israel dan Hamas sempat dicapai pada 10 Oktober lalu melalui rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Presiden AS Donald Trump, pelanggaran terhadap kesepakatan tersebut dilaporkan masih terus terjadi. (Anadolu/M-1)


















































