Dosen UMY Peringatkan Dampak Konflik Israel dan Iran

4 hours ago 1
Dosen UMY Peringatkan Dampak Konflik Israel dan Iran Penampakan sistem pertahanan udara Israel diaktifkan untuk mencegat rudal Iran di atas kota Tel Aviv(AFP/Menahem Kahana)

DOSEN Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY), Dr. Sugeng Riyanto menilai, memanasnya ketegangan antara Iran dan Israel dalam beberapa waktu terakhir memicu kekhawatiran serius dari berbagai pihak.

Konflik ini mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah dan berpotensi mengguncang tatanan global dan memicu kembali polarisasi kekuatan dunia seperti yang terjadi pada era Perang Dingin.

Sugeng yang juga seorang pengamat keamanan internasional ini menilai konflik Iran–Israel merupakan akumulasi dari persoalan substansial dan yuridis yang telah berlangsung lama, bukan semata reaksi spontan.

Di satu sisi, konflik ini memiliki akar panjang yang bermula sejak berdirinya Israel pada 1948. Konflik ini semakin mengeras melalui dinamika konflik Arab–Israel selama beberapa dekade terakhir.

Di sisi lain, Israel mengeklaim kekhawatiran terhadap program nuklir Iran. Mereka khawatir proses pengayaan uranium Iran bisa dikonversi menjadi bom atom.

Sugeng menyebut, dalam waktu dekat, gangguan paling nyata akibat konflik ini adalah pada sektor ekonomi, terutama distribusi minyak dari kawasan Teluk Persia. Selain itu, penyelenggaraan berbagai ajang olahraga internasional di Timur Tengah juga bisa terdampak karena alasan keamanan.

Dalam jangka panjang, ia memperingatkan bahwa konflik ini bisa menciptakan kubu-kubu kekuatan global yang mengingatkan pada masa Perang Dingin.

“Akan terbentuk blok pro-Israel dan blok pro-Iran. Polarisasi ini sangat berbahaya karena dapat menghambat perkembangan tatanan dunia multipolar yang kini tengah tumbuh,” ujarnya.

Untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, Sugeng menyerukan pentingnya peran aktif negara-negara besar. “Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, dan India harus mengambil langkah strategis dalam meredam konflik. Pendekatan moderat dan diplomatik dari seluruh pihak adalah kunci pengendalian situasi,” tutup dia. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |