Donald Trump Menduga Penyakit Kanker Joe Biden Ditutup-tutupi

8 hours ago 2
Donald Trump Menduga Penyakit Kanker Joe Biden Ditutup-tutupi Mantan Presiden AS Joe Biden berterima kasih atas dukungan dari seluruh dunia setelah dirinya didiagnosis mengidap kanker.(Instagram)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump terkejut atas lambannya pengumuman diagnosis kanker prostat mantan Presiden Joe Biden. Dalam pernyataannya, Trump menuding bahwa kondisi tersebut telah disembunyikan dari publik.

“Ada hal-hal yang terjadi yang tidak diberitahukan kepada publik dan saya pikir seseorang harus berbicara dengan dokternya,” ujar Trump kepada awak media di Ruang Oval, dikutip dari New York Times, Rabu (21/5).

Diagnosis dilakukan usai Biden menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Philadelphia pada Jumat, 9 Mei 2025, setelah mengalami gejala saluran kemih dan ditemukannya nodul kecil di area prostat.

Menurut pernyataan resmi, kanker tersebut telah mencapai Stadium 4 dengan skor Gleason 9, menunjukkan tingkat agresivitas tinggi pada skala 6 hingga 10. Kanker prostat agresif stadium lanjut itu diketahui telah menyebar ke tulang.

Presiden AS Donald  Trump mengungkapkan keterkejutannya atas keterlambatan pengumuman diagnosis kanker mantan Presiden Joe Biden. Dia menyebut diagnosis kanker prostat yang diidap Biden sengaja ditutup-tutupi.

"Ada hal-hal yang terjadi yang tidak diberitahukan kepada publik dan saya pikir seseorang harus berbicara dengan dokternya," kata Trump kepada awak media di Ruang Oval seperti dilansir New York Times, Rabu (21/5).

Menyebar ke tulang
Sehari sebelumnya, pihak mantan Presiden Biden mengonfirmasi bahwa ia telah didiagnosis menderita kanker prostat agresif stadium lanjut pada hari Jumat lalu, dengan penyebaran ke tulang.

Diagnosis tersebut dilakukan setelah Biden menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Philadelphia pada 9 Mei, menyusul laporan gejala saluran kemih dan ditemukannya nodul kecil di prostat.

Kantor Biden menyebutkan bahwa kanker tersebut berada pada Stadium 4 dengan skor Gleason 9, ukuran yang menunjukkan tingkat agresivitas kanker dari skala 6 hingga 10.

"Untuk mencapai Stadium 9, itu waktu yang lama," ucap Trump.

"Anda harus bertanya, mengapa butuh waktu lama?" lanjutnya.

"Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai tingkat bahaya ini. Jadi ini situasi yang sangat menyedihkan dan  saya pikir orang-orang harus mencoba dan mencari tahu apa yang terjadi," harapnya.

Trump juga mengaitkan diagnosis tersebut dengan laporan yang menyebut para pembantu Biden mungkin menyembunyikan penurunan kondisi mental dan fisiknya.

"Mengapa kemampuan kognitif, mengapa itu tidak dibahas?" katanya.

"Saya pikir para dokter mengatakan dia baik-baik saja, dan ternyata tidak demikian. Itu sangat berbahaya," paparnya.

Sementara juru bicara Biden belum memberikan komentar, sejumlah pakar medis membantah adanya dugaan penundaan atau kejanggalan dalam proses diagnosis tersebut.

Tanggapan pakar
Pakar onkologi dari University of Pennsylvania dan penasihat Gedung Putih selama pandemi, Dr. Ezekiel Emanuel mengatakan bahwa Biden kemungkinan telah mengidap kanker tersebut selama bertahun-tahun — bahkan mungkin satu dekade — tumbuh di sana dan menyebar.

"Dia mengidapnya saat dia menjadi presiden tanpa menyadarinya," ujar Dr. Emanuel.

"Dia mungkin mengidapnya di awal masa jabatannya sebagai presiden," tambahnya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), pemeriksaan rutin untuk kanker prostat tidak dianjurkan bagi pria di atas 70 tahun karena risiko lebih besar dari manfaatnya.

CDC memperingatkan bahwa pemeriksaan bisa memunculkan hasil positif palsu yang menyebabkan kecemasan dan tes tambahan yang tak perlu atau mendeteksi kanker yang tidak akan pernah menimbulkan gejala namun tetap diobati dengan efek samping berbahaya.

Pakar kanker urologi dari Harvard Medical School, Dr. Marc B. Garnick menjelaskan bahwa banyak pasien kanker prostat tidak menunjukkan gejala apa pun dan baru mengetahui kondisinya saat diperiksa oleh dokter.

Dia menambahkan diagnosis kanker prostat stadium lanjut saat pertama ditemukan masih cukup sering terjadi.

Senada disampaikan Dr. Judd W. Moul, ahli urologi dari Duke University bahwa secara medis tidak ada hal mencurigakan dalam cara Biden didiagnosis.

"Cara Presiden Biden didiagnosis dapat dianggap sangat masuk akal dan tidak aneh secara medis," tegasnya. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |