
JENAZAH legenda Persebaya Surabaya, Bejo Sugiantoro, 48, dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Geluran, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (26/2).
Sebelum dimakamkan, jenazah Bejo disalatkan di masjid Perumahan Taman Pondok Jati, Kecamatan Taman, yang hanya berjarak 200 meter dari rumah duka. Setelah disalatkan, jenazah legenda Persebaya Surabaya itu diantar ratusan suporter klub Persebaya, Bonek. Sejumlah mantan pemain Persebaya juga ikut mengantarkan Bejo Sugiantoro ke tempat peristirahatan terakhir. Seperti, Mustaqim, Uston Nawawi, Mat Halil, dan Kurnia Sandi.
Bejo Sugiantoro dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Geluran yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumah duka. Rachmat Irianto, anak almarhum, mengumandangkan azan. Beberapa saat setelahnya, jenazah diturunkan ke liang lahat.
Rachmat Irianto terlihat mengenakan alat bantu jalan karena mengalami cedera. Dia tak kuat menahan air mata melihat jenazah ayahnya di liang lahat. Setelah menabur bunga, Rachmat Irianto terlihat duduk bersimpuh di sebelah pusara Bejo.
Salah satu rekan almarhum, Mat Halil, mengaku terkejut saat mendengar kabar Bejo Sugiantoro meninggal. Meskipun tidak berkomunikasi secara intensif, Mat Halil mengaku masih bermain sepak bola dengan almarhum pada momen tertentu. Pertemuan terakhir Mat Halil dengan almarhum sebulan yang lalu juga saat bermain sepak bola bersama.
"Abah Bejo adalah salah satu panutan saya, beliau membimbing saya saat masih junior," kata Mat Halil.
Koordinator bonek, Agus Tessy, menyebut Bejo Sugiantoro sebagai orangtua kedua para suporter. Meskipun sudah tidak berada di Persebaya, Bejo Sugiantoro tetap menjalin komunikasi dan baik terhadap bonek dan bonita.
"Abah Bejo orangnya baik, meskipun sudah tidak di Persebaya, tetap baik dengan Bonek dan Bonita," kata Agus Tessy.
Bejo Sugiantoro yang saat ini menjadi pelatih Deltras FC, meninggal dunia saat bermain sepak bola di Surabaya pada Selasa (25/2) sore kemarin. Bejo tiba-tiba terjatuh saat bermain di babak kedua, dikarenakan serangan jantung.
Bejo Sugiantoro saat itu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat. Meskipun sudah mendapatkan penanganan medis, nyawa Bejo tidak terselamatkan.
Sony, salah satu tetangga almarhum mengatakan, Bejo Sugiantoro bermasyarakat baik di lingkungan. Sony mengaku sering bertemu dan bercengkrama dengan almarhum saat mereka santai.
"Beliau pernah bertanya ke saya soal pengobatan penyakit jantung, mungkin saat itu beliau sudah merasakan sakit jantung," kata Sony. (HS/E-4)