
MASJID Salman ITB bersama Rumah Amal Salman kembali menggelar Kajian Inspiratif Ramadan (Irama) dengan menghadirkan sejumlah tokoh nasional yang inspiratif. Yang terbaru, Jumat (14/3), dihadirkan tokoh berpengaruh di ParagonCorp, sekaligus CEO Nurhayati Subakat Enterpreneurship Institute, Salman Subakat.
Pebisnis ini, membawakan materi bertajuk “Strategi Inovasi Menjaga Nilai Lokal Menghadapi Kompetisi Internasional”. Acara yang dimoderatori oleh Imam Santoso, dosen ITB sekaligus influencer ini berdiskusi mengenai nilai –nilai dan inovasi lokal agr dapat bersaing di tingkat internasional.
Dalam pemaparannya, Salman Subakat menyampaikan tiga poin penting tentang makna inovasi. Pertama, dimulai dari diri sendiri, Kedua, berani bermimpi, dan Ketiga, percaya pada pertolongan Allah.
Untuk menurunkan poin pertama, ia mengajak audiens untuk menyadari bahwa inovasi sebenarnya berawal dari diri sendiri. Inovasi tidak selalu harus berkaitan dengan hal yang baru atau keren, tetapi sering kali merupakan pemanfaatan maksimal dari apa yang sudah ada.
“Inovasi adalah budaya. Dari budaya inilah ide-ide baru bisa muncul," ujarnya.
Salman menjelaskan bahwa manusia yang baik adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Dalam konteks ini, inovasi harus berorientasi pada upaya untuk terus menjadi lebih baik dari hari sebelumnya, serta memberi manfaat kepada masyarakat.
Berani bermimpi
Dia juga menekankan pentingnya menjadi diri sendiri, menghargai keunikan, dan memahami kelebihan masing-masing, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berinteraksi dengan berbagai kalangan.
Penilaian orang lain, menurutnya, penting, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana meresponsnya. Feedback dari orang lain seharusnya digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki diri, bukan sebagai penilaian mutlak.
“Pahami bahwa kita tidak bisa mengontrol aksi orang lain, tetapi kita bisa mengontrol reaksi kita terhadapnya,” tegasnya.
Poin kedua, Salman berbicara tentang pentingnya berani bermimpi. Setelah mengenali diri sendiri dan mengetahui tujuan hidup, seseorang akan lebih percaya diri untuk bermimpi besar.
Dia mengingatkan bahwa tekanan sosial, keluarga, dan lingkungan seringkali mempengaruhi impian seseorang. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara merespon tekanan tersebut.
"Keberanian bermimpi adalah tanda keimanan," katanya.
Sementara dalam poin ketiga yakni selalu berprasangka baik kepada penciptanya, karena akan ada pertolongan Ilahi melalui berbagai cara.
Untuk mewujudkan persangkaan baik, penting untuk manusia hidup dalam komunitas.
Menurut Salman, orang-orang sukses biasanya telah menghadapi ujian berat. Melalui komunitas mereka bisa belajar dan berkembang.
Di samping itu, dia juga menekankan bahwa segala usaha harus dilakukan dengan niat yang baik, dan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya.