Deg-degan saat Istirahat hingga Nyeri Dada? Tanda Aritmia yang Perlu Diwaspadai

3 weeks ago 16
Deg-degan saat Istirahat hingga Nyeri Dada? Tanda Aritmia yang Perlu Diwaspadai Deg-degan saat Istirahat hingga Nyeri Dada(Dok. Freepik)

KONSULTAN Intervensi Jantung dan Aritmia di Eka Hospital BSD, Ignatius Yansen, menegaskan bahwa sensasi deg-degan saat beristirahat, terutama jika disertai nyeri dada, bisa menjadi gejala penyakit jantung, khususnya aritmia.

Aritmia adalah gangguan irama jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur, baik terlalu cepat (takikardia) maupun terlalu lambat (bradikardia). "Namun, tidak semua sensasi deg-degan berarti aritmia," ujarnya di Tangerang, Kamis.

Jantung orang dewasa normal berdetak 60-100 kali per menit saat istirahat. Detak jantung dapat dihitung secara manual dengan stopwatch, meraba denyut nadi, atau menggunakan perangkat seperti smartwatch, oximeter, atau tensimeter digital.

"Jika detak jantung Anda masih dalam rentang normal, tidak perlu khawatir. Sensasi deg-degan sering kali lebih terasa di malam hari saat tubuh lebih rileks," jelasnya.

Aritmia terjadi saat detak jantung di bawah 60 per menit (bradikardia) atau di atas 100 per menit (takikardia). "Aritmia terbagi dalam dua jenis utama: detak lambat dan cepat. Keduanya disebabkan gangguan impuls listrik yang mengatur kerja jantung," tambahnya.

Gangguan ini menghambat efektivitas pemompaan darah oleh jantung, yang berdampak pada aliran darah ke seluruh tubuh. Ketika otak kekurangan pasokan darah, gejalanya bisa berupa pusing atau bahkan pingsan.

Faktor pemicu aritmia meliputi ketidakseimbangan elektrolit, riwayat serangan jantung, penyakit arteri koroner, perubahan struktur jantung seperti kardiomiopati dan penyakit katup jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, infeksi covid-19, gangguan tiroid, sleep apnea, serta kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, atau kafein berlebihan.

Untuk memastikan aritmia, dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG, tes treadmill, dan Holter monitoring (pemantauan detak jantung selama 24 jam atau lebih).

"Tidak semua aritmia berbahaya. Sebagian besar tidak mengganggu kualitas hidup dan bisa membaik dengan gaya hidup sehat," tutupnya.

Memilih fasilitas kesehatan yang tepat sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai. (Antara/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |