Datuk Maringgih dan Sitti Nurbaya Kembali Hadir di Layar Televisi Usai Serial Kasih Tak Sampai Direstorasi

4 hours ago 1
Datuk Maringgih dan Sitti Nurbaya Kembali Hadir di Layar Televisi Usai Serial Kasih Tak Sampai Direstorasi Pengumuman kembalinya serial Sitti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) ke layar televisi(MI/Despian Nurhidayat)

PENASARAN dengan sosok Datuk Maringgih, tokoh antagonis yang dibenci dalam novel klasik Sitti Nurbaya? Atau Anda terbawa luka derita perasaan hati pasangan Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri? 

Sepasang kekasih yang telah bersumpah sehidup semati itu gagal bersanding akibat ambisi Datuk Maringgih yang memaksa ayah Sitti Nurbaya melepas anak gadisnya demi melunasi utangnya.

Drama televisi tentang Sitti Nurbaya dengan judul Kasih Tak Sampai, akan kembali tayang TVRI mulai Jumat (21/3). 

Drama produksi tahun 1991 itu kembali hadir di layar pemirsa berkat proses restorasi yang berbasis teknologi Artificial Intellegence (AI). Enam episode drama Siti Nurbaya kini akan hadir setiap Jumat malam pukul 20.00 - 21.00 WIB.

Drama televisi ini diproduksi oleh tim internal TVRI. Dedi Setiadi, sutradara senior TVRI kala itu, menyutradarai drama yang setting lokasinya berada di Studio Alam Depok Jawa Barat. 

Tayangan yang diangkat dari novel klasik Marah Rusli yang diterbitkan Balai Pustaka pada 1922 itu merupakan karya sinematik pertama, bahkan paling sukses dari novel legendaris tersebut. Hal ini tidak lepas dari interpretasi yang sangat baik dari penulis naskah senior Asrul Sani. 

Para tokoh dalam novel juga diperankan dengan apik oleh sejumlah artis dan aktor ternama, seperti Novia Kolopaking, Gusti Randa, HIM Damsyik, Remy Silado, Ninik L Karim, Rina Hassim, dan Dian Hasri.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengaku sangat gembira terhadap restorasi drama Sitti Nurbaya yang merupakan karya sastrawan Marah Rusli yang sangat terkenal. 

“Sitti Nurbaya bukan sekadar kisah cinta klasik, tetapi juga cerminan realitas sosial pada masanya. Upaya TVRI dalam merestorasi drama ini merupakan bentuk nyata pelestarian budaya yang harus terus didukung,” ungkap Fadli dilansir dari keterangan resmi, Selasa (18/3). 

Ia juga berharap TVRI terus melakukan restorasi karya-karya bersejarah lainnya guna melestarikan warisan budaya Indonesia dan memperkenalkannya kepada generasi muda.

Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno menyampaikan banyak aset audio visual yang dimiliki oleh TVRI sebagai stasiun televisi tertua. 

“Ketika saya masuk, saya melihat kaset-kaset drama lama yang terlantar. Padahal isinya adalah ‘sesuatu’,” tegasnya. 

Proyek restorasi Sitti Nurbaya sendiri telah dirintis sejak 2023 dengan tujuan agar mampu menghasilkan kualitas gambar dan suara yang lebih tajam dan jernih agar sesuai dengan teknologi generasi masa kini.

“Restorasi Sitti Nurbaya adalah langkah besar dalam menghadirkan kejayaan sinema klasik Indonesia. Pada 1990-an ini adalah drama Korea versi Indonesia,” kata Iman Brotoseno. 

Novel Sitti Nurbaya, menurutnya, tidak kalah dengan skenario drama Korea yang populer saat ini. 

“TVRI merasa terpanggil untuk mengembalikan kejayaannya dalam kualitas terbaik agar generasi sekarang dapat menikmatinya dengan pengalaman yang lebih baik,” tandasnya. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |