Cuaca Panas Ekstrem, BMKG Sarankan Ini untuk Cegah Efek Berbahaya Sinar UV

3 hours ago 1
Cuaca Panas Ekstrem, BMKG Sarankan Ini untuk Cegah Efek Berbahaya Sinar UV Pejalan kaki menggunakan payung untuk melindungi tubuhnya dari cuaca terik matahari di kawasan Thamrin Jakarta.(Dok. MI/Usman Iskandar)

BELAKANGAN ini, cuaca panas ekstrem dirasakan di sejumlah wilayah di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap paparan sinar ultraviolet (UV) yang kini mencapai level tinggi hingga sangat tinggi di berbagai wilayah Indonesia. Kondisi ini terjadi seiring meningkatnya suhu udara pada masa peralihan musim atau pancaroba.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa pemantauan terbaru menunjukkan indeks UV di sejumlah daerah berada pada tingkat yang dapat membahayakan kesehatan jika seseorang terkena paparan langsung dalam waktu lama.

“Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Andri, seperti dilansir dari situs Antara, Jumat (17/10).

Cara Menghindari Dampak Kesehatan akibat Cuaca Panas Ekstrem

1. Hindari Terik Matahari

Andri mengungkapkan sebaiknya masyarakat menghindari terik matahari terutama pada jam-jam mendekati siang hari.

2. Pakai Perlindungan

Apabila terpaksa beraktivitas di luar ruangan, disarankan mengenakan perlindungan seperti topi, kacamata hitam, jaket, payung, serta menggunakan tabir surya untuk mencegah efek berbahaya sinar UV.

3. Perbanyak Minum Air Putih

BMKG juga menekankan pentingnya menjaga hidrasi tubuh dengan memperbanyak minum air putih. Selain itu, disarankan mengurangi aktivitas berat di bawah terik matahari. Sebab, hal itu dapat meningkatkan risiko heatstroke atau kelelahan akibat panas.

Hasil pengamatan BMKG beberapa hari terakhir menunjukkan kondisi cuaca yang cerah dan terik masih mendominasi pada pagi hingga siang hari. Suhu maksimum udara di beberapa wilayah bahkan tercatat mencapai 38°C.

Andri menuturkan bahwa suhu panas ekstrem ini juga bertepatan dengan periode pancaroba—masa transisi dari kemarau ke musim hujan—yang umumnya ditandai dengan suhu tinggi di siang hari dan kemungkinan hujan disertai petir serta angin kencang pada sore hingga malam hari. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |