
CONCLAVE, sebuah pertemuan tertutup yang melibatkan para kardinal untuk memilih Paus baru. Pertemuan ini adalah salah satu tradisi tertua dan paling sakral dalam Gereja Katolik.
Proses ini selalu menarik perhatian dunia, menjadikannya penuh dengan nuansa misteri serta tradisi yang telah ada selama berabad-abad.
Apa Itu Conclave?
Istilah Conclave berasal dari bahasa Latin "cum clave," yang berarti "dengan kunci." Ini merujuk pada praktik penguncian para kardinal di dalam ruangan tertutup pada saat pemilihan Paus. Tujuan dari penguncian ini adalah agar para kardinal dapat membuat keputusan yang murni, terlepas dari pengaruh luar.
Bagaimana Proses Conclave Dilakukan?
- Persiapan: Setelah seorang Paus wafat atau mengundurkan diri, para kardinal dari penjuru dunia berkumpul di Vatikan. Mereka diisolasi di Domus Sanctae Marthae, sebuah tempat tinggal di dalam Vatikan.
- Pemungutan Suara: Para kardinal yang memenuhi syarat (berusia di bawah 80 tahun) kemudian memasuki Kapel Sistina untuk melakukan pemungutan suara. Setiap kardinal menuliskan nama kandidat pilihan mereka di selembar kertas dan memasukkannya ke dalam sebuah wadah.
- Mayoritas Dua Pertiga: Seorang kandidat dinyatakan sebagai Paus jika berhasil meraih mayoritas dua pertiga suara. Jika tidak ada yang mencapai jumlah tersebut, pemungutan suara dilakukan ulang.
- Asap Putih: Setelah tiap kali pemungutan suara, kertas suara dibakar. Jika seorang Paus terpilih, kertas tersebut dibakar dengan bahan yang menghasilkan asap putih, menandakan kepada dunia bahwa Paus baru telah terpilih. Sebaliknya, jika tidak ada yang terpilih, asap hitam akan keluar.
- Pengumuman: Setelah pemilihan, kardinal senior akan berdiri di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan "Habemus Papam" ("Kita punya Paus"). Paus yang terpilih kemudian akan muncul dan memberikan berkat pertamanya kepada umat Katolik.
Conclave dikelilingi aura misteri dan dijaga dengan ketat. Kerahasiaan proses pemilihan ini diutamakan, sehingga para kardinal yang terlibat diharuskan untuk tidak mengungkapkan apa pun yang terjadi di dalam Kapel Sistina.
Sepanjang sejarah, Conclave telah melahirkan Paus-Paus berpengaruh seperti Yohanes Paulus II, Benediktus XVI, dan Fransiskus. Setiap Conclave memiliki karakteristik unik dan mencerminkan tantangan yang dihadapi Gereja Katolik pada masanya.
Di era modern, penggunaan teknologi seperti alat penyadap suara dilarang keras untuk menjaga kerahasiaan pemilihan. Para kardinal juga tidak diperkenankan berkomunikasi dengan dunia luar selama proses Conclave berlangsung.
Conclave adalah momen penting bagi umat Katolik di seluruh dunia. Proses ini tidak hanya memilih pemimpin spiritual, tetapi juga mencerminkan dinamika dan tantangan yang dihadapi Gereja Katolik di zaman kini. (Berbagai Sumber/Z-2)