
Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung. Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Heart Association pada tahun 2022 menunjukkan bahwa pola tidur yang tidak teratur, durasi tidur yang abnormal, dan gangguan tidur seperti sleep apnea berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit jantung.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 2.000 orang dewasa dan menunjukkan betapa pentingnya kualitas serta konsistensi tidur bagi kesehatan jantung.
Gejala yang muncul saat tidur yang bisa mengindikasikan kemungkinan masalah pada jantung meliputi:
- terbangun di malam hari tanpa alasan yang jelas
- berkeringat berlebihan
- sesak napas,
- detak jantung yang cepat saat bangun tidur
Menurut penjelasan dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sleep apnea atau gangguan pernapasan saat tidur adalah salah satu faktor risiko utama untuk gagal jantung, hipertensi, dan stroke. Namun saat ini, belum ada kesepakatan ilmiah yang menyebutkan posisi tidur tertentu yang paling baik atau paling berbahaya bagi kesehatan jantung secara umum.
Meski demikian, bagi pasien gagal jantung, beberapa penelitian menunjukkan bahwa posisi tidur dapat memengaruhi kenyamanan dan fungsi jantung saat tidur malam.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di PubMed menyatakan bahwa pasien gagal jantung biasanya menghindari posisi tidur miring ke kiri karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan sesak napas, sedangkan posisi miring ke kanan lebih disukai karena dianggap lebih nyaman dan mengurangi tekanan pada jantung .
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa tidur dalam posisi setengah duduk atau dengan kepala dan dada sedikit diangkat dapat mengurangi gejala sleep apnea bagi penderita gagal jantung.
Walaupun demikian, informasi ini masih bersifat spesifik untuk individu dengan penyakit tertentu dan belum bisa dijadikan acuan umum. Fokus utama dalam menjaga kesehatan jantung adalah pada kualitas tidur secara keseluruhan.
Sebagaimana disimpulkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine tahun 2018, durasi tidur yang singkat serta kualitas tidur yang buruk memiliki hubungan yang lebih kuat dan konsisten dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dibandingkan dengan posisi tidur saja.
Oleh karena itu, para pakar menganjurkan agar masyarakat lebih memperhatikan kualitas tidur. Disarankan untuk tidur selama 7 hingga 8 jam setiap malam dengan konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, serta mengenali dan menangani gangguan tidur sedini mungkin.
Konsultasi dengan tenaga medis sangat penting jika seseorang sering mengalami masalah seperti mendengkur keras, napas terhenti saat tidur, atau merasa lelah saat bangun pagi.
Dengan meningkatnya pemahaman mengenai hubungan antara tidur dan kesehatan jantung, deteksi awal melalui kebiasaan tidur sehari-hari dapat menjadi langkah non-invasif untuk mencegah penyakit jantung. Edukasi dan kesadaran mengenai pola tidur yang sehat sangat penting untuk menjaga fungsi jantung dalam jangka panjang.
sumber: Journal of the American Heart Association (2022), PubMed, Centers for Disease Control and Prevention, Journal of Clinical Sleep Medicine (2018)