Bogor Dorong Arah Baru Pariwisata, Kembangkan Destinasi di Luar Puncak

1 week ago 17
Bogor Dorong Arah Baru Pariwisata, Kembangkan Destinasi di Luar Puncak Ilustrasi(Antara)

Pemerintah Kabupaten Bogor kini mulai memusatkan perhatian pada pengembangan destinasi wisata di luar kawasan Puncak. Langkah ini menjadi strategi baru untuk mengurangi kepadatan wisata di daerah yang sudah lama menjadi ikon pariwisata tersebut, sekaligus membuka potensi ekonomi baru di wilayah lain yang memiliki daya tarik serupa.

Ketua Tim Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Sarah, mengatakan munculnya berbagai kafe dan restoran di wilayah luar Puncak menjadi tanda berkembangnya industri pariwisata baru di daerah itu.

“Restoran dan kafe kini tumbuh pesat di luar kawasan Puncak. Hal ini tidak hanya memperluas persebaran wisatawan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah,” ujarnya saat peluncuran Raindear Coffeehouse di Summarecon Bogor, Sabtu (1/11).

Menurut Sarah, subsektor kuliner dan perhotelan memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD), sekaligus berperan dalam memperkenalkan wajah baru Bogor sebagai destinasi yang lebih beragam.

“Pelaku usaha menjadi mitra strategis pemerintah dalam mempromosikan potensi wisata baru di Kabupaten Bogor,” katanya.

Data Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat, jumlah wisatawan pada tahun 2024 mencapai 14 juta kunjungan, meningkat dari 11 juta pada tahun sebelumnya. Sebagian besar berasal dari kawasan Jabodetabek, sementara wisatawan mancanegara didominasi pengunjung asal Timur Tengah. Pemerintah kini menargetkan peningkatan wisatawan dari negara lain untuk memperkuat posisi Bogor sebagai destinasi unggulan nasional dan internasional.

Untuk mencapai target tersebut, Dinas Pariwisata memperkuat promosi digital melalui media sosial dan menggandeng berbagai asosiasi pariwisata seperti Adesta, Asita, HPI, dan ASPPI. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan aplikasi Ekabo (Eksplorasi Kabupaten Bogor) yang menyediakan informasi destinasi, layanan pemesanan, hingga akses langsung ke pelaku usaha lokal.

Pengembangan wilayah wisata baru difokuskan pada Sukamakmur dan Cariu yang dirancang sebagai Puncak 2, menawarkan panorama alam seperti Gunung Batu, Curug Ciherang, dan Villa Khayangan. Di bagian barat, pemerintah juga mempercepat pengembangan Geopark Halimun Salak dan Kampung Adat Urug yang mengedepankan potensi budaya dan ekowisata.

Untuk memperkuat kolaborasi lintas daerah, Pemkab Bogor menggelar Borderline Economy Summit, forum kerja sama yang mendorong integrasi pembangunan infrastruktur dan ekonomi wisata dengan wilayah sekitar.

“Kami tidak bisa berdiri sendiri. Sinergi antarwilayah penting agar potensi wisata masing-masing daerah bisa saling memperkuat,” kata Sarah.

Selain pemerintah, pelaku usaha lokal turut berkontribusi menggerakkan ekonomi wisata. Salah satunya Raindeer Group, yang mempekerjakan warga setempat dan bekerja sama dengan petani serta UMKM lokal dalam rantai pasokan berkelanjutan.

Langkah-langkah ini menandai arah baru pariwisata Bogor, keluar dari bayang-bayang Puncak dan menuju peta destinasi yang lebih inklusif, beragam, dan berkelanjutan. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |