
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di langit Jawa Barat (Jabar) pada periode dasarian (sepuluh hari) ke dua tanggal 11 - 20 Maret 2025. Operasi ini dilaksanakan menindaklanjuti analisis prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memantau pergerakan awan hujan yang masih tinggi di wilayah Jawa Barat bagian timur.
Penerbangan malam tim OMC BNPB yang dimulai pada pukul 20.00 WIB ini bertujuan untuk mengurangi supply massa udara yang berpotensi masuk ke wilayah Jabodetabek mengingat pantauan cuaca wilayah Bogor terjadi hujan lebat lebih dari 50 mm, dan wilayah Majalengka yang terpantau terjadi hujan ekstrem mencapai 156 mm.
Dalam waktu 2 jam 28 menit, sorti pertama PK-SNM berhasil menaburkan bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) sebanyak 1.000 kilogram. Penyemaian malam ini menargetkan awan-awan Cumulus Congestus di wilayah Perairan Timur Laut dari Jawa Barat (Karawang bagian utara, Subang, Indramayu, Sumedang, dan Majalengka).
Sepanjang Sabtu (15/3), total telah terlaksana tujuh sorti penerbangan OMC terdiri tim BPBD DKI Jakarta dan Jawa Barat masing-masing tiga sorti pada pagi hingga siang hari, dan tim BNPB sebanyak satu sorti penerbangan malam.
Sementara itu, total penerbangan Tim OMC BNPB pada operasi tahap dua (11-20 Maret 2025) ini tercatat 7 sorti dengan bahan semai yang digunakan mencapai total 7.000 kilogram Natrium Klorida (NaCl).
Pada OMC tahap dua, gerak Tim OMC BNPB berfokus pada pengamanan di malam hari. Hal ini dilakukan dengan merujuk kepada prakiraan potensi supply awan hujan pada 11-15 Maret 2025 dari BMKG yang masih cenderung berpotensi menambah hujan hingga kategori lebat hingga ekstrem di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat pada malam hari. Sementara siang harinya, operasi OMC dilaksanakan oleh BPBD DKI Jakarta dari posko Lanud Halim Pedanakusuma dan BPBD Provinsi Jawa Barat dari posko Lanud Husein Sastranegara, dengan menggunakan masing-masing 1 unit pesawat TNI-AU.
Pindah ke Lanud Husein Sastranegara
Pada Minggu (16/3), BNPB memindahkan posko TIM OMC BNPB dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Husein Sastranegara. Hal ini dengan mempertimbangkan prediksi dari satelit dan radar cuaca pertumbuhan awan dan potensi hujan ekstrim dominan terjadi di wilayah Jawa Barat bagian timur dan selatan yang dominan terjadi pada malam dan dini.
Pemerintah berkomitmen dalam mitigasi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi yang dapat memicu banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah. Operasi modifikasi cuaca merupakan salah satu upaya mengurangi curah hujan yang berpotensi turun di wilayah Jabodetabek sehingga meminimalkan risiko banjir susulan.
"BNPB mengimbau masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kesiapsiaagan menghadapi potensi risiko bencana cuaca ekstrem dengan tidak membuang sampah di aliran drainase, serta melakukan pembersihan drainase dan daerah aliran sungai secara berkala," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. (H-4)