Ilustrasi warga memperlihatkan uang Bantuan Langsung Tunai (BLT).(Dok. Antara)
WAKIL Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Golkar, Singgih Januratmoko mengatakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bisa menjadi stimulus usaha mikro yang menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah fluktuasi harga bahan pokok.
"Kalau daya beli masyarakat terjaga, otomatis pelaku usaha kecil juga ikut bergerak. Itu yang kita sebut efek ganda dari bantuan sosial," kata Singgih saat dihubungi, Rabu (22/10).
Diketahui pemerintah oleh Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan BLT senilai Rp900 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Ia mengingatkan agar pemerintah menyiapkan perekonomian masyarakat yang lebih mandiri sehingga tidak perlu bergantung pada BLT.
"Saya juga mengingatkan agar program seperti BLT tidak berhenti pada bantuan konsumtif semata. Pemerintah, menurutnya, perlu menyiapkan program lanjutan berupa pemberdayaan ekonomi agar keluarga penerima manfaat bisa mandiri di masa depan. Bantuan tunai harus menjadi jembatan menuju kemandirian," ungkapnya.
"Kalau disertai pelatihan keterampilan dan akses usaha, maka perputaran ekonomi di daerah akan jauh lebih berkelanjutan," sambungnya.
Ia juga menyambut positif langkah Kemensos yang menyalurkan BLT sebesar Rp900 ribu per KLM. Saya menilai kebijakan tersebut merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam membantu masyarakat yang terdampak tekanan ekonomi.
"BLT ini menjadi bantalan sosial yang sangat penting bagi keluarga kurang mampu. Nilainya mungkin tidak besar, tapi cukup membantu memenuhi kebutuhan dasar, terutama jelang akhir tahun ketika harga kebutuhan pokok sering meningkat," pungkasnya. (H-3)


















































