
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mendorong agar hasil kajian strategis yang dilakukan tidak berhenti sebagai laporan atau dokumen penelitian, melainkan dapat diterapkan langsung di lapangan untuk memperkuat program pembangunan keluarga.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka saat membuka kegiatan Kaji Reka Seri III Tahun 2025.
Isyana menjelaskan, kegiatan Kaji Reka merupakan forum untuk mendiseminasikan berbagai hasil kajian dari daerah agar dapat diketahui masyarakat luas dan dimanfaatkan oleh para pelaksana program keluarga berencana di lapangan.
“Hari ini ada tiga hasil kajian yang disampaikan. Yang pertama dari Sumatra Utara, berbicara tentang pentingnya dongeng ayah. Kemudian dari Bali, mengenai program KB yang disesuaikan dengan budaya setempat. Sedangkan dari Kalimantan Selatan, membahas pengembangan sebuah tools untuk memastikan sasaran kebijakan, terutama program penurunan stunting, dapat tepat sasaran,” ujar Isyana di kantor Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Jakarta Timur, Kamis (23/10).
Ia menegaskan bahwa BKKBN tidak ingin hasil penelitian hanya menjadi tumpukan dokumen. “Yang paling penting dari kajian ini bukan sekadar dikaji dan disimpan, tetapi disebarluaskan kepada kader—baik petugas lapangan KB, penyuluh, maupun kader bina keluarga balita, remaja, dan lansia—agar mereka memperoleh ilmu dan praktik terbaru berbasis data dan bukti,” katanya.
Menurut Isyana, hasil kajian harus menjawab kebutuhan nyata masyarakat dan berangkat dari kondisi lapangan. “Kami tekankan agar kajian yang dilakukan benar-benar relevan dengan isu-isu yang ada di masyarakat, sehingga dapat membantu keluarga Indonesia mewujudkan generasi emas,” ujarnya.
Ia menambahkan, hasil kajian akan diteruskan kepada para penyuluh dan kader di lapangan sebagai bagian dari peningkatan kapasitas mereka. “Kami memiliki banyak kader di seluruh Indonesia. Jika mereka terus dibekali dengan ilmu terbaru berbasis data, peningkatan kapasitas mereka akan berkelanjutan dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” ucapnya.
BKKBN juga memastikan akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kajian dan relevansi temanya. “Evaluasi pasti dilakukan karena perkembangan dunia terus bergerak. Kami akan melihat apakah tema kajian masih sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau perlu disesuaikan dengan isu yang lebih mendesak,” kata Isyana. (I-3)