Berpotensi Membahayakan Pengendara, Plengkung Gading di Yogyakarta Ditutup Total

1 day ago 1
Portal Liputan Siang Akurat
Berpotensi Membahayakan Pengendara, Plengkung Gading di Yogyakarta Ditutup Total Plengkung Gading di Yogyakarta ditutup, Sabtu (15/3).(Agus Utantoro/MI)

PEMDA Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai Sabtu (15/3) menutup total lalu lintas yang melewati Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya. Penutupan ini dilakukan setelah sebelumnya dilakukan uji coba rekayasa lalu lintas sistem satu arah.

"Penutupan ini berdasarkan penilaian terhadap situasi Plengkung Nirbaya pasca penerapan SSA yang menunjukkan bahwa perlu adanya upaya konservasi menyeluruh, untuk penyelamatan Plengkung Nirbaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, Sabtu (15/3).

Dikatakan, dari hasil penilaian ditemukan bahwa kondisi Plengkung Nirbaya ternyata jauh lebih mengkhawatirkan daripada sebelumnya. Berdasarkan rapat evaluasi SSA, Jumat (14/03) di Dinas PUPESDM DIY, pembatasan akses di tahap uji coba terhadap Plengkung Nirbaya ternyata tidak cukup efektif untuk memberikan ruang bagi upaya penanganan plengkung yang komprehensif. 

Dian menegaskan, penutupan ini dilakukan sebagai bentuk upaya konservasi penyelamatan struktur Plengkung Nirbaya. Selain itu, kondisi ini mulai berpotensi mengancam keselamatan pengendara yang melewati plengkung. 

“Tidak hanya sebagai upaya mitigasi terhadap penyelamatan Plengkung Nirbaya saja, namun juga mitigasi terhadap keselamatan manusia dan kendaraan yang sangat mungkin terdampak dari kerentanan Plengkung Nirbaya tersebut. Sehingga perlu dilakukan antisipasi terhadap potensi kejadian yang tidak diinginkan”, kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi.

Menurut dia, penutupan akses yang terkesan mendadak ini dilakukan atas dasar terlihatnya indikasi dampak yang muncul akibat tekanan usia struktur, pembangunan, dan lingkungan. "Terlebih setelah dilakukan pemantauan dan penanganan benteng sejak tahun 2015 sampai sekarang, ditemukan bahwa akumulasi dampak yang muncul lebih parah daripada yang diperkirakan," ujarnya.

Penutupan Plengkung Nirbaya secara penuh ini, kata dia, merupakan salah satu bentuk komponen yang mendukung proses penanganan penyelamatan  Plengkung Nirbaya. Ia menuturkan perlu ruang dan waktu yang lebih maksimal untuk memetakan dan mendokumentasikan semua kerentanan, serta potensi-potensi kerusakan yang terdampak terhadap manusia dan lingkungan. 

Dian menambahkan, potensi kerusakan yang terdokumentasi yakni penurunan bangunan sampai 10cm. Meskipun sudah ditangani, sambungnya, namun belum mampu secara maksimal menghentikan laju penurunan di masa mendatang. Selain itu, ujar Dian, muncul keretakan vertikal dan horizontal di sepanjang dinding dan sambungan struktur dan bagian lantai. Pun, terdapat potensi pengeroposan di dalam struktur bangunan akibat sistem jaringan drainase hujan yang dimiliki bangunan belum mampu berfungsi secara maksimal. 

"Bahwa benar bangunan tersebut secara umum masih terlihat utuh namun terdapat kerentanan yang sangat tinggi. Kerentanan ini tidak bisa hanya dikondisikan pada faktor-faktor yang membebaninya saja tetapi perlu dilakukan upaya penyelamatan terhadap struktur bangunan itu sendiri," tutup Dian.

Dinas Perhubungan DIY maupun Dirlantas Polda DIY akan menindaklanjuti dengan pengaturan arus lalu lintas yang terdampak di sekitar Plengkung Nirbaya yang ditutup.  Dengan penutupan Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya, lalu lintas keluar masuk kawasan "njeron beteng" Kraton Yogyakarta dalam dilakukan pelalui Plengkung Wijilan, Perempatan Gerjen -  Ngasem dan Ratawijayan (dari sisi utara), Perempatan Tamansari (sisi barat), dan Pura Wisata/Brigjen Katamso - Panembahan. (H-4)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |