TIDAK hanya sembako dan gas elpiji, melainkan produk makanan beku (frozen food) juga tersedia di Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Gedawang. Di sore hari, koperasi yang berlokasi di Arcamanik, Kota Semarang, Jawa Tengah itu pun tidak berkurang pengunjung karena usaha sampingan mereka, angkringan, mulai beroperasi.
Tidak heran, dengan diversifikasi usaha itu, KKMP Gedawang yang berdiri 19 Juli 2025 itu bisa mencatatkan omzet Rp5 juta per hari. “Awalnya kami cuma ingin bantu warga supaya bisa belanja kebutuhan pokok dengan harga wajar,” ujar Rudi Muhammad Alif, Ketua KKMP Gedawang, saat ditemui Media Indonesia, Rabu (15/10). “Ternyata sambutannya luar biasa. Sekarang, hampir tiap hari ada saja yang belanja, bahkan dari luar kelurahan,” tambahnya.
Tak hanya melayani warga sekitar, koperasi ini bahkan menerima pesanan 65 paket sembako dari DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. “Paketnya beras, minyak goreng, dan gula pasir,” jelas Rudi bangga.
Soal stok beras, KKMP Gedawang tak pernah khawatir. Pasokannya datang dari berbagai sumber: Bulog untuk jenis SPHP, Sentra, dan Ramos, serta petani Delanggu untuk jenis C4 dan Rojolele. Ada pula merek lokal “Anak Raja” yang kini jadi favorit warga.
Koperasi ini juga menjadi pemasok grosir kecil bagi pedagang sekitar, dengan transaksi mencapai Rp2–3 juta per pelanggan. Di tengah naik-turunnya harga bahan pokok, koperasi ini berperan layaknya “penjaga stabilitas” ekonomi di tingkat kampung. Untuk layanan, KKMP Gedawang juga menyediakan layanan keuangan tanpa kantor Laku Pandai hasil kerja sama dengan Bank Jateng.
Kesuksesan KKMP Gedawang juga membuat Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Widyastuti, berkunjung beberapa waktu lalu. “Saya pesankan supaya koperasi ini jadi agen, pusat kulakan dari kios-kios di gang-gang,” ujar Agustina. “Koperasi tidak boleh jadi pesaing warga, tapi mitra. Semua harus hidup bersama.”
Ia menilai, model seperti KKMP Gedawang bisa menjadi contoh baru pemberdayaan ekonomi di perkotaan — terlebih karena kelurahan tidak memiliki dana desa seperti di pedesaan. “Ini tinggal butuh promosi sedikit. Setelah itu, wah nanti barang bisa habis terus,”. (M-1)


















































