
Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Bengkulu, akan menargetkan penyerapan gabah petani di Provinsi Bengkulu, mencapai 1.023 ton pada 2025 dalam rangka memperkuat cadangan pangan nasional,
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Bengkulu, Dody Syahrial di Bengkulu, mengatakan, Bulog Bengkulu, telah mendapatkan amanah untuk menyerap gabah sebanyak 3 juta ton secara nasional pada tahun 2025 sebagai upaya stabilisasi pangan.
"Untuk wilayah Bengkulu, Bulog mendapatkan jatah serapan sebanyak 1.023 ton gabah petani," katanya
Program serapan ini telah bergulir, lanjut dia sejak bulan Februari, Maret, dan April.
Dari dua bulan serapan gabah yang dilakukan, Bulog telah menyerap sekitar 760 ton gabah, atau sekitar 75 persen dari target yang ditetapkan.
Artinya serapan Bulog ini on progress, hingga tanggal 8 April terus melakukan penyerapan di lapangan, khususnya di daerah-daerah potensial.
Bulog akan terus berupaya menyerap gabah petani di berbagai daerah di Provinsi Bengkulu, seperti di Kabupaten Bengkulu Tengah, Lebong, Seluma, Bengkulu Selatan, Rejang Lebong hingga ke Kabupaten Mukomuko.
Meskipun diketahui, Provinsi Bengkulu bukan merupakan daerah produsen utama padi.
"Bulog akan terus menyerap gabah petani di daerah, walaupun Bengkulu bukan daerah produsen utama," imbuhnya.
Beberapa daerah yang menjadi fokus serapan Bulog, kata dia, diantaranya Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Mukomuko.
Di Kabupaten Mukomuko, diperkirakan akan memasuki masa panen pada minggu keempat bulan April hingga Mei dan Bulog akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Mukomuko hingga TNI untuk mengoptimalkan serapan gabah di wilayah Bengkulu yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat tersebut.
Pemerintah ini hanya menyerap 10 persen gabah hasil petani karena gabah yang dibeli tersebut untuk beras cadangan pemerintah
Bulog tetap berkomitmen membeli gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram.
Sementara untuk harga beras yang diserap dengan harga Rp 12.000 per kilogram.(H-1)