Benarkan Stres Bisa Rusak Kesehatan Gigi dan Mulut? Ini Pengaruh Stres pada Kesehatan Gigi

1 week ago 15
Update Berita Hot Pagi Jitu
Benarkan Stres Bisa Rusak Kesehatan Gigi dan Mulut? Ini Pengaruh Stres pada Kesehatan Gigi ilustrasi(freepik)

STRES idak hanya kondisi psikis, tetapi dapat berdampak pada kesehatan di antaranya gigi dan mulut. Ketika Anda mengalami stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Ini lah yang menimbulkan risiko masalah gigi dan gusi seperti radang gusi (gingivitis) atau penyakit periodontal.

Mengutip dari Laporan Hindustan Times yang dikutip dari Antara, Senin (3/3/2025), pendiri Pusat Kedokteran Gigi Sabadra's, Dr Prafull Sabadra mengatakan  ada sejumlah efek negatif stres terhadap kesehatan gigi. Stres dapat menyebabkan kebiasaan tidak sadar dan meningkatkan risiko gangguan pada gigi serta gusi.

Stres yang tidak tertangani dapat berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk mulut dan gigi. Bahkan, ada sejumlah gangguan pada mulut yang bisa muncul karena stres.

Dalam kasus yang parah, masalah kesehatan mulut akibat stres dapat berkembang menjadi komplikasi serius. 

Bagaimana stres memengaruhi kesehatan mulut?

Dilansir dari The American Institute of Stress, stres dapat membuat Anda kurang memerhatikan kesehatan gigi dan mulut. Akibatnya, risiko mengalami masalah mulut dan gigi akan semakin meningkat. Saat stres, orang cenderung mengabaikan perawatan mulut seperti menyikat gigi, flossing, atau berkumur. Seiring waktu berjalan, kondisi tersebut akan menyebabkan kerusakan gigi dan gusi.

Selain itu, stres juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda. Ketika imun tidak bekerja dengan baik, Anda berisiko mengalami infeksi akibat serangan bakteri dalam mulut.


Mengutip Hallo Sehat, Stres dapat memicu kemunculan penyakit pada semua bagian mulut, mulai dari gigi, gusi, bibir, hingga lidah. Berikut sejumlah gangguan mulut yang bisa terjadi karena stres.

  • Bruxism

Bruxism merupakan perilaku menggertakkan gigi yang dilakukan tanpa sadar. Kebiasaan ini sering dialami saat tidur oleh orang yang sedang mengalami stres atau kecemasan. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Selain itu, Anda juga berisiko mengalami masalah lain, seperti sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada rahang. 

Untuk mengatasi bruxism dan mencegah dampak yang bisa ditimbulkan, sebaiknya gunakan pelindung gigi saat tidur. Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pelindung gigi yang sesuai untuk Anda.

  • Trauma gigi

Umumnya, trauma gigi terjadi akibat kebiasaan menggertakkan gigi saat stres. Kondisi ini menyebabkan kemunculan retakan atau patahan (fraktur) pada gigi. Trauma gigi dapat dicegah dengan menggunakan pelindung gigi. Dengan begitu, gesekan yang terjadi saat Anda menggertakkan gigi tidak akan merusak lapisan enamel.

  • Gigi sensitif

Kebiasaan mengeretakkan gigi akibat stres dapat mengikis lapisan enamel. Ketika lapisan pelindung gigi ini rusak, gigi Anda akan menjadi lebih sensitif. Gigi sensitif akan menyebabkan ketidaknyamanan saat mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, manis, dan asam. Untuk mengatasi kondisi ini, Anda memerlukan bantuan dokter gigi.

  • Sariawan

Hubungan antara stres dan sariawan belum diketahui pasti. Namun, studi dalam National Library of Medicine menyebut, stres dapat meningkatkan risiko sariawan secara berulang. Jika Anda mengalami gangguan mulut ini karena stres, hindari makanan asam dan pedas untuk sementara. Untuk mempercepat proses penyembuhan, Anda bisa mengoleskan obat salep untuk sariawan.

  •  Mulut kering

Stres dapat berpengaruh pada hormon dalam tubuh yang merangsang produksi saliva. Gangguan produksi air liur karena stres akhirnya dapat menyebabkan mulut kering (xerostomia). Mulut yang kering merupakan tempat ideal untuk bakteri mulut berkembang biak. Apabila terus dibiarkan, bakteri mulut akan menimbulkan kerusakan pada gigi dan gusi.

  •  Penyakit gusi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, xerostomia merupakan salah satu gangguan mulut yang terjadi karena stres. Kondisi tersebut meningkatkan risiko Anda terkena penyakit gusi. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |