Benang Bintik Khas Kalimantan Tengah Tampil Memukau di JFW 2026

1 week ago 17
Benang Bintik Khas Kalimantan Tengah Tampil Memukau di JFW 2026 BENANG Bintik atau batik khas Kalimantan Tengah.(Dok. JFW)

BENANG Bintik atau batik khas Kalimantan Tengah (Kalteng) tampil memukau dalam gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2026. Wastra khas Bumi Tambun Bungai itu hadir di JFW 2026 lewat kolaborasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Tengah (Prov. Kalteng) dengan designer Ayu Dyah Andari.

Dalam peragaan busana yang berlangsung pada Jumat (31/10), Ayu menyulap keindahan Benang Bintik menjadi deretan busana dengan tema Huma Betang Lantunan Meniti Kenangan.  batik bermotif batang garing, burung enggang, serta flora khas Kalteng itu, diolah menjadi busana kontemporer nan elegan.

“Huma Betang sendiri merupakan rumah khas Kalteng, disini saya lebih mengartikan ke kampung halaman, dimana 33 koleksi nanti akan saya tampilkan dimulai dari ready to wear, future sampai pesta bahkan busana pernikahan,” kata Ayu dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (1/11).

Ayu mengungkapkan bahwa dalam 33 looks yang ditampilkan, ia mengangkat filosofi warna 5 Ba yang menekankan warna hijau (Bahijau), merah (Bahandang), putih (Baputi), kuning (Bahenda), dan hitam (Babilem) sebagai representasi warna khas Kalteng.

Koleksi ini ditampilkan dalam tiga segmen, yakni ready to wear dengan sentuhan bordir flora khas Kalteng dan teknik anyaman rotan, batik benang bintik yang menonjolkan motif flora seperti kelakai simbol kesuburan, anggrek hitam simbol keindahan alam, dan buah ketiau simbol kemakmuran, serta busana bordir penuh yang dihiasi dengan batu khas Kalteng, yakni batu kecubung.

Menambah cantik 33 tampilan busana, sejumlah produk kerajinan rotan dan kuliner khas daerah hasil karya UMKM Kalteng juga turut dipamerkan sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku ekonomi kreatif lokal.

Ketua Dekranasda Prov. Kalteng Aisyah Thisia Agustiar Sabran, menilai bahwa keikutsertaan Kalteng dalam JFW 2026 merupakan langkah untuk memperkenalkan kekayaan budaya daerah melalui wastra yang penuh nilai filosofi, simbol kebersamaan, serta semangat pelestarian kearifan daerah.

“Kedepannya wastra Kalteng itu tidak hanya kita perkenalkan di panggung nasional, tapi insyaallah mudah-mudahan nanti juga bisa terus berlanjut kerjasama kita, sehingga nantinya bisa membawa wastra Kalteng ke tingkat internasional,” ujar Aisyah.

Lebih lanjut, Aisyah menuturkan bahwa keikutsertaan Kalteng di ajang JFW menjadi sarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Di balik setiap wastra yang dipamerkan, ada perajin dan pelaku UMKM yang berperan besar dalam menjaga warisan budaya sekaligus menggerakkan roda ekonomi daerah.

“Dengan membawa wastra Kalteng ini juga kita tidak hanya memperkenalkan wastra Kalteng tetapi kita juga mendorong UMKM yang ada di Kalteng,” tambahnya.

Dia menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak akan berhenti di ajang JFW saja. Dekranasda Kalteng berencana menindaklanjutinya melalui berbagai partisipasi dalam sejumlah event fesyen pada tahun mendatang, sebagai upaya berkelanjutan untuk memperkuat eksistensi jangkauan wastra Kalteng di kancah nasional maupun internasional.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |