
PENGAMAT sepak bola Anton Sanjoyo memberikan sejumlah catatan bagi PSSI dalam menentukan sosok pengganti Patrick Kluivert sebagai pelatih tim nasional Indonesia. Menurutnya, federasi harus mempertimbangkan dengan matang faktor penerimaan dan gaya bermain para pemain, khususnya mereka yang berkarier di Eropa.
Anton, yang akrab disapa Bung Joy, menilai pergantian pelatih memang merupakan hal biasa dan dapat diterima oleh para pemain. Namun, ia mengingatkan agar PSSI tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
"Pemain-pemain banyak di Eropa, ada Calvin Verdonk, Jay Idzes, mereka terbiasa dengan iklim di Eropa. Jadi menurut saya penting untuk melihat lingkungan dari pemain, kemudian menunjuk pelatih juga yang pas buat mereka," kata Joy dalam tayangan Breaking News MetroTV, Kamis (16/10).
Pelajaran dari Era Kluivert
Joy menilai, saat Patrick Kluivert menggantikan Shin Tae-yong, ada harapan besar akan tercipta kecocokan dalam hal bahasa dan strategi. Namun kenyataannya, hal itu tak berjalan sesuai rencana.
"Kemarin tuh saya optimis juga ya dengan timnya Kluivert, tapi ternyata tidak berjalan sesuai rencana, tidak berjalan sesuai ekspektasi. Jadi ya sekarang PSSI harus betul hati-hati," kata dia.
Menurut Joy, Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI punya tanggung jawab besar dalam menentukan arah tim nasional. Apalagi, tim saat ini memiliki potensi besar yang perlu dimaksimalkan.
"Paling tidak di Piala Asia lah yang paling dekat. Nah ini yang jangan sampai lagi bikin kecewa. Jadi ini harus hati-hati, jangan diputuskan tidak dengan suasana yang emosional, tapi dengan suasana yang bersih betul-betul untuk membuat tim ini jauh lebih bagus daripada era Shin Tae-yong dan Kluivert," kata Joy.
Tantangan Waktu Persiapan Pemain
Joy juga menyoroti masalah klasik yang kerap muncul baik di era Kluivert maupun Shin Tae-yong, yakni waktu persiapan tim yang sangat terbatas. Sebagian besar pemain timnas saat ini bermain di luar negeri, sehingga waktu berkumpul sangat singkat sebelum pertandingan.
"Sekarang sebagian besar pemain-pemain Indonesia yang senior kan berada di luar negeri. Nah, itu butuh strategi khusus untuk meramu tim menjadi ketika ketemu 2 sampai 3 hari sudah langsung kompak, sudah langsung bisa tune in dengan strategi yang diterapkan," kata dia.
Potensi Pelatih Lokal?
Menanggapi kemungkinan menunjuk pelatih lokal, Joy menilai saat ini belum waktunya. Ia mengakui tekanan untuk melatih timnas sangat besar, terutama dalam menghadapi pemain-pemain yang terbiasa dengan atmosfer sepak bola Eropa.
"Saya ragu apakah mereka mampu menghandle pertama pemain-pemain yang terbiasa dengan iklim di di Eropa sana. Dengan tidak memandang rendah para pelatih di negeri ini. Memang tekanan untuk melatih timnas ini kan sangat besar dan ini patut diperhitungkan juga. saya tidak melihat ada figur yang mungkin cocok untuk saat-saat ini ya. Mungkin kalau 1 atau 2 tahun lagi mungkin ada," kata Joy. (P-4)