Beasiswa Investasi Strategis untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045

1 week ago 13
 Beasiswa Investasi Strategis untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Ilustrasi(MI/ATALYA PUSPA)

PENDIDIKAN merupakan kunci utama dalam pembangunan bangsa. Namun, masih banyak anak muda Indonesia yang menghadapi kendala dalam mengakses pendidikan tinggi, baik karena faktor ekonomi maupun keterbatasan infrastruktur. Dalam konteks ini, beasiswa memainkan peran krusial sebagai jembatan untuk menciptakan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menegaskan bahwa beasiswa bukan sekadar bantuan finansial, melainkan investasi bagi masa depan bangsa.

"Pendidikan adalah fondasi utama bagi pembangunan bangsa. Lalu pendidikan, kita membuka pintu peluang bagi setiap insan untuk mengakses ilmu pengetahuan dan mengembangkan potensi dirinya. Dan beasiswa dapat menjadi jembatan strategis dalam menciptakan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global," ujar Pratikno dalam acara Sarasehan Jaringan Beasiswa 2025 di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).

Ia juga menekankan bahwa beasiswa adalah bagian dari strategi besar dalam mencetak sumber daya manusia yang akan mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Dewan Penasihat Forum Beasiswa Indonesia Tantowi Yahya menggarisbawahi pentingnya meningkatkan akses pendidikan tinggi di Indonesia. Saat ini, jumlah sarjana di Indonesia masih kurang dari 30 persen dari total penduduk. 

"Jadi pendidikan ini adalah sesuatu yang bersifat keharusan, tapi sayangnya tidak semua orang bisa mencapai pendidikan itu. Di sinilah peranan beasiswa menjadi sangat penting dan fundamental," katanya.

Tantowi juga menyoroti bahwa ekosistem beasiswa yang berdampak tidak bisa hanya bergantung pada satu pihak saja. Diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil untuk menciptakan program beasiswa yang efektif, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional. 

"Ekosistem beasiswa yang berdampak tidak dapat dibangun oleh satu pihak saja. Disinilah pentingnya sinergi multi stakeholders," ungkapnya.

Ia mencontohkan beberapa negara seperti Jerman, Singapura, dan Korea Selatan yang telah berhasil membangun sistem beasiswa yang terintegrasi dengan pembangunan nasional mereka. 

Di Indonesia sendiri, program seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah melahirkan banyak talenta unggul, namun Tantowi menekankan perlunya perluasan jangkauan dan peningkatan kualitas kolaborasi. 

"Lintas sektor harus bekerjasama untuk menciptakan beasiswa yang tidak hanya memberikan dukungan finansial, tapi juga pembinaan karir, pengembangan kapasitas, dan jaringan profesional," jelasnya.

Lebih lanjut, Tantowi mengajak semua pihak untuk memastikan bahwa program beasiswa selaras dengan visi Indonesia Emas 2045. 

"Ini berarti beasiswa terus diarahkan untuk mendukung bidang-bidang strategis seperti teknologi, energi terbarukan, kesehatan, dan pendidikan," katanya. 

Ia juga menekankan tiga prinsip utama dalam membangun kolaborasi beasiswa, yaitu transparansi, kesetaraan, dan keberlanjutan.

Komitmen terhadap pembangunan sumber daya manusia yang unggul juga selaras dengan misi Astacita Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. 

Salah satu pilar utama dalam misi tersebut adalah menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan semangat kebangsaan tinggi.

Beasiswa bukan hanya memberikan kesempatan bagi individu untuk menempuh pendidikan tinggi, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pembangunan bangsa. "Dengan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, diharapkan ekosistem beasiswa di Indonesia semakin kuat dan mampu melahirkan generasi yang siap membawa Indonesia menuju kejayaan di tahun 2045," pungkas dia. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |