Baru 8,2 Juta Masyarakat Indonesia Ikut Program Cek Kesehatan Gratis

23 hours ago 3
Baru 8,2 Juta Masyarakat Indonesia Ikut Program Cek Kesehatan Gratis Warga antre untuk mendaftar pelayanan kesehatan gratis pada Festival Layanan Publik di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (23/4/2025).(ANTARA)

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa setelah empat bulan diluncurkan, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah ada 8,7 juta masyarakat Indonesia yang mendaftar untuk ikut dalam program cek kesehatan gratis ini. 

“Sudah ada 8,2 juta masyarakat Indonesia yang selesai melakukan program CKG ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada 8 juta lebih masyarakat Indonesia yang sudah melakukan cek kesehatan gratis dan terima kasih juga pada 10 ribu Puskesmas yang ada di seluruh Indonesia yang seluruhnya aktif mendukung program CKG ini. Saya juga ingin memberikan apresiasi pada 3 provinsi paling tinggi pencapaian CKG yaitu Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Capaian dan Temuan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), Kamis (12/6). 

Lebih lanjut, dalam program CKG ini, diketahui masyarakat yang mendaftar lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Selain itu, salah satu masalah paling tinggi yang ditemui dalam CKG ini adalah masalah gigi yang terjadi di masyarakat Indonesia. 

“Saya akui bahwa memang kita kurang perhatian terhadap masalah gigi ini. Padahal ini penting bagi anak-anak dalam rangka pemenuhan gizi dan bagi lansia untuk memastikan bahwa hidup kita bisa lebih nyaman di usia tua,” ujar Budi. 

Penyakit lain yang juga tinggi dalam pemeriksaan CKG adalah hipertensi, diabetes dan obesitas. Ketiga masalah kesehatan ini merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan strok yang merupakan penyebab kematian nomor satu dan nomor dua bagi masyarakat Indonesia. 

Lebih dari setengah orang Indonesia yang meninggal setiap tahunnya karena terkena jantung dan strok. Faktor risikonya adalah hipertensi, diabetes, dan obesitas. 

“Saya mengajak semua masyarakat Indonesia agar segera datang ke Puskesmas untuk melakukan CKG. Kalau masalah kesehatan ini bisa kita identifikasi secara dini, kita bisa melakukan perbaikan baik gaya hidup dan minum obatnya. Kalau itu kita lakukan, InsyaAllah kita akan sehat kembali sehingga kita tidak perlu khawatir akan terkena penyakit seperti strok, jantung, ginjal dan beberapa penyakit lainnya,” jelas Budi. 

Dia pun menambahkan bahwa bagi para peserta CKG yang terbukti memiliki masalah kesehatan, mereka dapat secara gratis mengakses layanan lanjutannya mengikuti skema BPJS Kesehatan. 

“Jauh lebih baik, murah dan menyenangkan untuk kita hidup sehat daripada mengobati diri pada saat kita sakit. Kita harus menjaga diri kita agar selalu sehat. Jangan menunggu sampai sakit baru kemudian kita sembuhkan diri kita. Beberapa hal yang perlu kita pastikan gaya hidup, makan jangan kebanyakan, tidur cukup, olahraga teratur, skrining atau CKG juga harus selalu dilakukan,” ujar Budi. 

“Pesan Bapak Presiden kepada saya juga agar masyarakat Indonesia tetap sehat dan kalau bisa jangan sampai sakit sehingga mereka bisa bekerja, bercengkerama dengan keluarganya, dan membawa Indonesia menjadi negara maju di 2045,” sambungnya. 

Di tempat yang sama, Peneliti dari FKM-UI, Iwan Ariawan, mengatakan bahwa masalah yang sering ditemukan dalam CKG salah satunya adalah kegemukan atau obesitas sentral yang diukur dengan lingkar pinggang yaitu lebih dari 90 cm untuk laki-laki atau lebih dari 80 cm untuk perempuan. 

“50% atau 1 dari 2 perempuan yang melakukan CKG itu ada obesitas sentral. Pada laki-laki itu 1 dari 4 atau 1/4. Pada peserta CKG yang memiliki obesitas sentral itu kemungkinan dia memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes mencapai 1,5-2 kali lipat. Seperti kita tahu dua penyakit ini juga menjadi risiko bagi penyakit berikutnya yang sangat fatal yaitu penyakit jantung dan strok,” ujar Iwan. 

Jika dilihat dari usia, untuk hasil tekanan darah dari usia muda sudah mulai terlihat. Kemudian usia 40 tahun ke atas mencatatkan 1 dari 3 orang mengalami tekanan darah yang tinggi atau hipertensi yang harus diatasi. 

Sedangkan untuk diabetes mencatatkan hasil yang sama, sudah dimulai sejak usia muda dan untuk usia 40 tahun ke atas 1 dari 10 orang mengalami diabetes. 

“Ada juga kondisi yang hampir hipertensi dan hampir diabetes. Mereka belum sakit, tapi cenderung akan sakit ke depannya. Ini juga cukup tinggi atau 1 dari 10 orang hampir hipertensi dan hampir diabetes,” jelas Iwan. 

Dia pun mengimbau masyarakat untuk dapat memanfaatkan CKG apalagi jika lingkar pinggang lebih dari batas wajar karena berisiko meningkatkan kemungkinan anda terkena hipertensi dan diabetes 1,5-2 kali lebih besar dari orang dengan lingkar pinggang normal. 

Dia pun menyarankan masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup untuk mencegah hipertensi dan diabetes dengan mengurangi makanan/minuman manis, asin dan berlemak, serta aktif bergerak/olahraga seperti jalan, joging, renang atau olahraga lainnya 30 menit per hari. “Jika mempunyai tekanan darah tinggi dan penyakit gula, kontrol teratur dan terus minum obat walaupun merasa sehat serta lakukan perubahan gaya hidup agar tekanan darah dan gula darah terkendali,” jelasnya. 

Terkait dengan banyaknya permasalahan gigi yang ditemukan dalam CKG ini, masyarakat harus mengingat 4M yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi berfluoride minimal dua kali sehari, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, memeriksakan gigi ke fasilitas kesehatan setiap 6 bulan sekali, membatasi konsumsi makanan/minuman tinggi gula dan asam karena dapat menyebabkan kerusakan gigi, serta mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yong mengandung serat dan air untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. 

Sementara itu, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan/PCO, Prita Laura, menekankan bahwa Presiden Prabowo adalah presiden pertama di Indonesia yang memiliki program prioritas dan ambisius dalam pencegahan penyakit. 

“Karena program CKG ini merupakan salah satu program pemeriksaan kesehatan terbesar di dunia karena menjangkau 280 juta warga Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun, dimulai 60 juta tahun orang di tahun pertama. Itu targetnya,” ucap Prita. 

Jika berkaca dengan program serupa di negara lain seperti di Jepang, pemeriksaan gratis ini wajib secara tahunan untuk para pekerja. khusus untuk para pekerja dan di Inggris khusus untuk usia 40-74 tahun untuk deteksi dini rasio penyakit jantung, strok, diabetes dan demensia. “Sementara di Indonesia kepada seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |