 Ilustrasi.(Freepik)
                                Ilustrasi.(Freepik)
                            MENTERI Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Dzulkefly Ahmad mengungkapkan sebanyak lebih dari 80 persen kasus influenza A terdeteksi di sekolah dan taman kanak-kanak yang mengakibatkan sekolah ditutup.
"Sebanyak 83% kasus dilaporkan di sekolah dan taman kanak-kanak. Dari jumlah tersebut, 65,8% berada di sekolah sementara sekitar 17% berada di taman kanak-kanak," ungkapnya dilansir dari The Star.
Akibat dari kejadian ini, beberapa sekolah ditutup demi keselamatan anak-anak dan staf.
Dikutip dari laman CNA, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Malaysia, Mohd Azam Ahmad mengatakan infeksi terdeteksi di beberapa daerah di seluruh negeri.
"Kita sudah punya pengalaman luas dalam menangani penyakit menular akibat pandemi covid-19," ujar Azam Ahmad.
"Kami telah mengingatkan sekolah -sekolah untuk mengikuti pedoman ini, mendorong penggunaan masker wajah dan mengurangi aktivitas kelompok besar di antara siswa," sambungnya.
Ketua komite kesehatan negara bagian Penang Daniel Gooi mengatakan, Penang mencatat 18 klaster influenza sejak awal tahun, dibandingkan dengan 19 klaster pada periode yang sama tahun 2024. Meski ada penurunan klaster influenza di Penang di tahun 2025, otoritas kesehatan tetap waspada untuk memastikan segala sesuatunya tetap terkendali.
"Pada periode yang sama tahun lalu, angka positif berada di antara 35,6 persen dan 51,1 persen. Kami juga melihat penurunan klaster pernapasan sebesar 52,4 persen dibandingkan dengan tahun 2024," ujarnya, seraya mengingatkan bahwa kasus biasanya meningkat menjelang akhir tahun.
"Kami memperkirakan lonjakan serupa, jadi kewaspadaan berkelanjutan sangatlah penting. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau gunakan pembersih tangan, terapkan etika batuk yang baik, dan kenakan masker di tempat-tempat ramai dalam ruangan," katanya.
Dikutip dari laman New Straits Time, ahli virologi molekuler Universitas Monash, Associate Professor Dr Vinod Balasubramaniam mengatakan, anak-anak merupakan penular yang sangat efisien dan seringkali memiliki kekebalan tubuh yang lebih lemah daripada orang dewasa. Penyakit ini bisa menyebar melalui tangan atau permukaan yang terkontaminasi saat seseorang menyentuh hidung, mulut, atau mata mereka.
"Ruang kelas, kantin, bus, pusat bimbingan belajar, dan kegiatan ekstrakurikuler melibatkan kontak dalam ruangan yang padat dan berkepanjangan, yang mempercepat penularan setelah virus masuk," katanya.
Pakar kesehatan masyarakat, Shaifa Ezat Wan Puteh mengatakan, perhatian khusus harus diberikan kepada anak-anak. Mengingat sebagian besar kasus influenza terdeteksi di sekolah.
"Anak-anak juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin flu. Vaksinasi tahunan diperlukan karena virus influenza berubah seiring waktu, dan vaksin diperbarui setiap tahun. Vaksin ini cocok untuk individu berusia enam bulan ke atas," pungkasnya. (H-4)

 6 hours ago
                                3
                        6 hours ago
                                3
                    
















































