Banjir Surut, Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Tetap Siaga

5 hours ago 2
Banjir Surut, Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Tetap Siaga Ilustrasi(MI/Akhmad Safuan)

SETELAH dilakukan penambalan tanggul sungai yang jebol dan dikakukan pemompaan, banjir di sejumlah daerah di Jawa Tengah mulai surut, namun pemerintah daerah tetap lakukan siaga karena intensitas hujan masih tinggi, masih banyak tanggul kritis dan volume air di sejumlah bendungan penuh.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (25/5) banjir melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Grobogan, Blora dan Pati sudah mulai surut dan hanya  meninggalkan genangan di sejumlah titik, lumpur dan tumpukan sampah, sehingga sejak pagi tim gabungan, relawan dan warga mulai bergerak melakukan serangkaian pembersihan paska banjir tersebut.

Ratusan anggota tim gabungan terdiri TNI, Polri, BPBD, BAZNAS, Banser, rehawan dan warga bahu-membahu membersihkan lumpur setinggi 5-10 centimeter yang menutupi jalan, rubah warga, sekolahan, tempat ibadah dan mengangkut sampah di sejumlah titik di sejumlah daerah terlanda banjir tersebut, bahkan pukuhan pengungsi juga mulai pulang ke rumah masing-masing dan langsung bergabung dengan tim gabungan itu.

"Banjir sudah surut kini sedang dilakukan penanganan paska banjir setelah dilakukan penambalan tanggul sungai yang jebol dan pemompaan air sejak beberapa hari lalu," kata Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan Sriyono Minggu (25/5).

Mengingat banjir beberapa hari lalu merata dengan ketinggian mencapai 1,5 meter, lanjut Sriyono, pelaksanaan pembersihan lumpur dan sampah dilaksanakan secara bertahap dari muksivujung timur ke ujung barat terutama di sejumlah ruas jalan desa, fasilitas umum seperti sekolahan, tempat peribadatan hingga balai desa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Mulyowati mengatakan banjir akibat meluapnya sejumlah sungai  di daerah ujung timur Jawa Tengah ini, merupakan terbesar dalam sejarah di Kabupaten Blora karena merendam 11 dari 16 kecamatan yang ada hingga menyebabkan 1.945 keluarga terdampak.

Selain mengakibat ribuan keluarga terdampak, ungkap Mulyowati, banjir ini juga mengakibatkan 10 jembatan rusak, 16 rumah rusak (3 rumah rusak  berat dan 13 rumah ringan) 1 pamsimas rusak, 1 cekdam rusak, 3 jalan desa rusak dan 3 jalan desa rusak berat. "Banjir sudah surut, BNPB telah menyalurkan bantuan untuk korban banjir dan kini dikakukan penanganan paska banjir," imbuhnya.

Tetap Siaga 

Kepala Pelaksana BPBD Pati Martinus Budi Prasetya mengungkapkan banjir di daerah ini akibat jebolnya tanggul Sungai Widodaren dan meluapnya sungai mengakibatkan Desa Ketitang Wetan (Batangan), Desa Gunungpanti (Winong), Sinomwidodo dan Angkatan Kidul (Tambakromo) Desa Tanjunganom dan Gabus (Gabus) diiabda banjir.

"Banjir ini sudah empat kali terjadi dalam dya bukan terakhir, meskipun saat ini banjir sudah surut, namun kami masih tetap siaga penuh mengingat cuaca ekstrem masih terjadi," kata Martinus Budi Prasetya.

Kesiagaan bencana banjir juga diingatkan Bupati Kudus Sam'ani saat meninjau Bendung Wilalung karena elevasi air di bendung tersebut telah mencapai titik siaga dengan angka 258, tingginya intensitas hujan di sejumlah daerah hulu  menjadikan kondisi cukup mengkhawatirkan. “Sekarang masih siaga merah dan ini tetap butuh perhatian khusus," tambahnya.

Sementara itu Operasional dan Pemeliharaan Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) Sugeng Hartanto dalam laporannya mengatakan pintu Bendung Wilalung yang berada di perbatasan Kabupaten Kudus dan Demak Jawa Tengah  mengarah ke Sungai Juwana ditutup kembali, menyusul debit air kiriman dari Bendung Klambu mulai turun.

"Sebelumnya pintu bendung nomor delapan yang mengarah ke Sungai Juwana dibuka, namun  sejak Kamis (22/5)02 setelah debit airnya turun ditutup kembali," ujarnya.

Bupati Demak Eisti'anah juga mengungkap bahwa daerah ini masih lakukan kesiagaan bencana banjir Katena kondisi cuaca ekstrem masih terjadi di sejumlah daerah hulu sungai, bahkan meskipun sudah menurun dibandingkan sebelumnya, hingga saat ini sejumlah desa di beberapa kecamatan juga masih terendam banjir baik akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang maupun rob.

"Saya minta tetap waspada, perbaikan tanggul Sungai Tuntang yang jebol terus dikebut dan diperkirakan segera rampung, tetapi masih banyak tanggul kritis di sini," tutur Eisti'anah. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |