Banjir Semarang Kembali Makan Korban, Dua Anak Hanyut

1 week ago 15
Banjir Semarang Kembali Makan Korban, Dua Anak Hanyut Keterangan foto: Lokasi hanyutnya seorang anak perempuan ARA,9, di  Jalan Argo Mulyo, Perumahan Mukti Asri, Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang dan pencarian dilakukan(Akhmad Safuan/MI)

BANJIR di Kota Semarang, Jawa Tengah kembali menelan korban. Dua orang anak hanyut, satu anak lelaki berusia 7 tahun ditemukan meninggal, Rabu (29/10) dini hari. Korban lainnya seorang anak perempuan berusia 9 tahun dalam pencarian.

Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian, TNI dan SAR dibantu oleh relawan hingga pagi masih melakukan pencarian terhadap seorang anak perempuan diketahui bernama A,9, yang terperosok saluran air dan terhanyut di Jalan Argo Mulyo, Perumahan Mukti Asri, Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Sedangkan seorang anak laki-laki diketahui bernama ARA,7, siswa Mi Tarbiyatuss Sibyan juga terhanyut saat pulang sekolah dan terjadi banjir besar tidak jauh dari dari sekolahnya di Tlogomulyo, Pedurungan. 

"Korban ditemukan sudah meninggal di aliran Sungai Kwaron, Alas Tua, Genuk dini hari tadi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto.

Setelah dikakukan pemeriksaan di rumah sakit, lanjut Endro Pudyo Martanto, jenazah korban yang hilang sejak pulang sekolah pukul 11.00 WIB, kemudian diserahkan kepada keluarga yang tinggal di Jamus Godo Mranggen, Kabupaten Demak untuk dikebumikan di tempat pemakaman umum desa setempat.

Sedangkan satu korban merupakan agak perempuan A yang beralamat di Sedayu Tugu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang yang gantut pada Selasa (28/10) petang hingga saat ini belum dapat ditemuian, sehingga tim gabungan bersama relawan terus berusaha melakukan pencarian dengan menyelusuri saluran irigasi mengarah Sungai Gasem, Genuk.

Peristiwa hanyutnya anak perempuan ARA yang juga terekam di CCTV tersebut, menurut Relawan Siswanto terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, ketika hujan deras mengguyur dan jalan di kawasan perumahan tersebut tergenang banjir, korban sedang berjalan bersama ibunya bernama Fitria Indryiyani tidak mengetahui bahwa ada perbaikan gorong-gorong.

Korban yang berjalan di depan langsung terpelosok di gorong-gorong dan terhanyut, sedang ibunya mengetahui itu langsung berusaha mengejar berusaha menyelamatkan anaknya dengan menceburkan diri ke saluran irigasi itu, tetapi tidak tercapai hingga kemudian ditolong oleh warga setempat yang mendengar suara gaduh.

Namun hingga pagi dilakukan penyisiran aliran irigasi mengarah ke sungai Gaerm, ungkap Siswanto, korban belum dapat ditemukan. "Bersama tim terpadu kita berusaha dapat menemukan korban dan terus menyusuri saluran irigasi dan sungai," imbuhnya. (H-4)

.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |