Banjir di Semarang dan Demak Semakin Tinggi Akibat Hujan Lebat dan Rob

4 hours ago 3
Banjir di Semarang dan Demak Semakin Tinggi Akibat Hujan Lebat dan Rob Banjir masih merendam jalur Pantura Semarang-Demak Kamis (30/10) pagi membuat lalulintas terganggu.(MI/AKHMAD SAFUAN)

CUACA ekstrem masih berpotensi di Jawa Tengah bagian selatan, timur dan Solo Raya Kamis (30/10),  air laut pasang (rob) di perairan utara semakin meninggi hingga mengakibatkan banjir di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah sulit untuk surut.

Pemantauan Media Indonesia Kamis (30/10) banjir dengan ketinggian mencapai 10-70 centimeter masih merendam di jalur Pantura Semarang-Demak tepatnya di ruas Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang dan Sayung, Kabupaten Demak, sehingga kemacetan panjang masih berlangsung karena kendaraan hanya dapat berjalan merambat.

Sebagian kendaraan berukuran kecil tetapi dialihkan ke jalur alternatif Genuk-Karangroto-Bulusari-Onggorawe atau Pedurungan-Mranggen-Bulusari-Onggorawe, namun ketersendatan lalulintas juga terjadi di ruas jalan penghubung Semarang-Demak, karena melonjaknya jumlah kendaraan melintas, jalan sempit dan juga terendam banjir.

"Banjir di Pantura Kota Semarang dan Demak juga semakin meninggi dan meluas, selain curah hujan yang masih tinggi, juga air laut pasang (rob) masih berlangsung dan mengalami peningkatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto.

Berdasarkanvsata terbaru, lanjut Endro Pudyo Martanto, jumlah kelurahan terendam banjir di Kota Semarang terus meningkat hingga kini telah mencapai 23 kekurangan di 5 kecamatan dengan ketinggian 10-80 centimeter dengan warga terdampak mencapai puluhan ribu jiwa, bahkan korban jiwa akibat banjir terus bertambah.

Hal serupa juga diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Demak Suprapto hingga saat ini tercatat ada 13 desa di Demak terendam banjir dengan ketinggian 10-50 centimeter, bahkan desa-desa di sepanjang pesisir seperti di Kecamatan Sayung, Karangtengah, Wedung banjir lebih tinggi lagi hibggavdiatas 1 meter.

"Genangan di Jalan Pantura Sayung merupakan dampak hutan lebat dan rob, sehingga gak ini menjadi perhatian dari tim terpadu," ujar Suprapto.

Masih Berpotensi 

Sementara itu Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kamis (30/10) kembali mengingatkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung, karena potensi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir masih berlangsung.

"Cuaca ekstrem berpotensi di 19 daerah di Jawa Tengah, diminta warga untuk tetap waspada dan siaga bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Agus Triyono.

Daerah berpotensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah, menurut Agus Triyono, terutama di kawasan pegunungan dan  dataran tinggi yakni Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Ungaran, Temanggung, Kajen, Magelang, Salatiga, Majenang dan Ambarawa.

Sedangkan daerah lain di Jawa Tengah, lanjut Agus Triyono, diguyur hujan ringan-sedang pada siang, sore hingga awal malam. "Angin bertiup dari arah barat ke utara dengan kecepatan 10-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-32 derajat celcius dan kelembaban udara 60-95 persen," tambahnya.

Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Usman Effendi secara terpisah mengatakan selain cuaca ekstrem di darat, air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah juga semakin meningkat dengan ketinggian 1,1 meter pada pukul 01.00-05.00 WIB, sehingga banjir sejumlah daerah di Pantura semakin tinggi.

Menurut Usman Effendi warga di sejumlah daerah di Pantura seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati diminta untuk tetap siaga, apalagi rob berlangsung dini hari," ujar Usman Effendi. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |