Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kanan)(ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut kehadiran pabrik Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, sebagai tonggak baru kemandirian industri petrokimia nasional. Proyek raksasa bernilai sekitar Rp64 triliun itu menjadi salah satu investasi terbesar di Asia Tenggara dan menandai kebangkitan industri hulu setelah tiga dekade vakum.
"Ini proyek besar yang baru bisa terwujud lagi setelah 30 tahun. Terakhir kita punya proyek petrokimia besar itu di zaman Presiden Soeharto melalui Chandra Asri," ujarnya saat memberikan laporan dalam acara peresmian pabrik LCI, Kamis (6/11).
Pabrik yang mulai dibangun pada 2022 dan resmi beroperasi Oktober 2025 itu menghasilkan 15 jenis produk utama, termasuk etilena, propilena, dan berbagai turunan yang menjadi bahan baku industri medis, otomotif, karet sintetis, kabel listrik, hingga manufaktur.
Menurut Bahlil, 70% hasil produksi akan dipasarkan di dalam negeri, sementara sisanya diekspor ke berbagai negara. "Selama ini kita banyak impor, tapi dengan pabrik ini 70% produksi akan menjadi substitusi impor. Sisanya, 30%, kita ekspor," jelasnya.
Adapun nilai penjualan dari produk tersebut diperkirakan mencapai US$2 miliar per tahun. Bahlil menekankan, keberhasilan proyek ini tak lepas dari kolaborasi erat antara tenaga ahli Indonesia dan Korea, serta dukungan pemerintah pusat dan daerah.
Pabrik Lotte Chemical Indonesia menjadi proyek petrokimia terpadu kedua di Tanah Air dan diharapkan memperkuat ketahanan industri nasional dengan mengurangi impor serta memperluas lapangan kerja di sektor energi dan manufaktur. (Mir/M-3)


















































