Bahlil Ingin Tiru Kesuksesan Biodiesel dalam Penerapan Mandatori E10 untuk BBM

4 hours ago 3
Bahlil Ingin Tiru Kesuksesan Biodiesel dalam Penerapan Mandatori E10 untuk BBM Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.(Dok.MI)

PEMERINTAH berencana menerapkan mandatori pencampuran etanol sebesar 10% alias E10 pada bahan bakar minyak (BBM)  bensin. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut campuran etanol merupakan salah satu upaya mengurangi impor BBM seperti program mandatori biodiesel yang saat ini akan menerapkan B50 (campuran 50% bahan bakar nabati).

Bahlil merinci, total kebutuhan bensin per tahun itu 40-42 juta ton. Sementara kapasitas produksi hanya sekitar 14-15 juta ton. Oleh karena itu, Indonesia mengimpor BBM sekitar 25-27 juta ton per tahun.

"Dengan melihat kilang kita dan potensi cadangan yang ada, dengan waktu yang ada, rasanya untuk kita membuat keseimbangan agar mengurangi impor kita, harus ada strategi lain. Strateginya apa kita itu belajar dari biodiesel. Kesuksesan biodiesel ini kita mau terapkan di etanol," papar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (14/10).

Menurut Bahlil, biodiesel pada 2015 yang dipakai 10%. Kemudian, sekarang bertambah menjadi B40 dan menuju B50. Adapun efek bergandanya (multiplier effect), tuturnya, harga petani naik, harga crude palm oil (CPO) dunia naik dan impor solar berkurang.

"Kita mencoba belajar dari situ (biodiesel). Etanol ini adalah hasil bahan campuran untuk bensin yang tujuannya adalah kedaulatan energi kita, menciptakan lapangan pekerjaan karena banyak singkong petani nanti di situ, kemudian tebu, sorgum, dan lain lain. Yang sudah ditemukan itu etanol (dari) singkong sama tebu," papar Bahlil.

"Nah ini kalau mandatori kita campur, itu bisa mengurangi impor kita. Kalau 10% aja kalau asumsi total bensin 42 juta, berarti kan kita menghemat 4,2 juta. Kalau kita sukses itu luar biasa," imbuhnya.

Hal serupa, katanya, juga sudah dilakukan di beberapa negara. Ia mencontohkan Brasil menerapkan 27% mandatori untuk BBM, kemudian India 20%,  sedangkan Amerika Serikat 10%.

"Bahkan di Brasil di beberapa negara bagian, di pompa bensinnya itu, karena dia punya etanol cukup langsung bikin e100. Kita kok masih dipersoalkan. Ya mungkin sekolahnya terlalu pintar kali, mungkin karena saya sekolahnya di Google gak ada," canda Bahlil. (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |