
DOKTER spesialis urologi Sigit Sholichin mengingatkan bahaya dari air rebusan daun yang kerap dianggap bisa sebagai obat 'minuman pembersih' ginjal.
"Malah berbahaya justru. Obat-obatan dari daun apa direbus gitu, karena itu bisa justru menjadi satu material atau satu komponen yang nefrotoksik bisa meracuni ginjal," kata Sigit, dikutip Kamis (3/7).
Dokter spesialis lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa tanpa pemahaman takaran hingga pengujian atau riset yang jelas terutama terkait efek sampingnya dalam kandungan air rebusan itu justru berisiko merusak bagi ginjal.
"Jadi kalau daun direbus, satu daun, satu lembarnya ukuran berapa, airnya berapa, berapa lama, kan ada dosisnya. Takutnya malah itu menjadi satu kandungan yang berlebihan, justru merusak ginjal," ujar Sigit.
Gagal ginjal terbesar, kata Sigit, karena hipertensi dan diabetes. Namun, obat-obatan juga sebagai salah satu dari penyebab terjadinya gagal ginjal.
Dokter yang berpraktik di RSU Bunda Jakarta itu menambahkan bahwa mengonsumsi obat pereda nyeri secara berlebih juga menjadi pemicu merusak ginjal.
"Ada satu pasien gagal ginjal usia 28 tahun masih muda. Ternyata dia ada satu keluhan nyeri kepala yang kronik dan mengonsumsi obat-obat
untuk meredakan nyeri kepala dalam jangka panjang, yang akhirnya membuat ginjalnya rusak," kata dia.
Sebenarnya, lanjut Sigit, obat-obatan seperti penahan sakit itu tidak boleh diminum selama dua minggu berturut-turut.
Menurut dia, jika mengalami sakit kepala tidak hilang-hilang meski sudah mengonsumsi obat perlu diperiksa lebih lanjut.
Sigit juga mengatakan bahwa tanda mengalami gagal ginjal stadium lanjut menimbulkan gejala seperti air seni atau urine keluarnya semakin sedikit.
"Kalau sudah lebih parah lagi ada komplikasi biasanya ada yang namanya uremia kadar uriumnya tinggi, itu pasien mual-mual. Tapi kalau kencingnya juga semakin sedikit kemudian agak bengkak-bengkak, nah itu mungkin gagal ginjal," pungkas dia. (Ant/Z-1)