
BADAN Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumatra Utara menilai mengkritik Pemkot Medan terkait penanganan banjir di Kota Medan. Penilaian ini disampaikan menyusul masih maraknya genangan dan banjir yang terjadi di berbagai wilayah kota, bahkan setelah lebih dari dua tahun masa kepemimpinan berjalan.
Ketua bidang eksternal Badko HMI Sumut, Ahmad Fuadi Nasution menegaskan bahwa masalah banjir yang berulang menunjukkan lemahnya komitmen dan perencanaan pemerintah kota, khususnya dalam menangani persoalan drainase, sehingga walikota medan telah gagal dan tidak mampu menajalan janji kampanye tersebut.
“Banjir sudah jadi langganan warga Medan. Bahkan di kawasan tengah kota pun tetap tergenang setelah hujan deras. Ini bukti bahwa program normalisasi, masterplan drainase, dan janji-janji kampanye tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (12/10).
HMI juga menyoroti proyek-proyek pengendalian banjir yang dinilai lamban dan tidak tepat sasaran, termasuk pengerjaan drainase dan normalisasi saluran sekunder di beberapa kecamatan. Mereka mendesak Pemko Medan membuka data progres proyek secara transparan kepada publik.
“Kami minta Wali Kota Medan harus mampu memberikan rancangan untuk mengatasi banjir dikota medan dan juga meminta mengevaluasi kinerja dinas terkait dan menindak tegas kontraktor atau pihak pelaksana yang tidak memenuhi target. Jangan sampai proyek hanya menjadi seremonial tanpa hasil nyata,” tegasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Medan sebelumnya menyatakan telah melakukan berbagai upaya penanganan banjir secara bertahap, termasuk pengerukan drainase, pembangunan pintu air, pompa, hingga koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatra II dan Kementerian PUPR.
Namun, masyarakat dan organisasi seperti HMI menganggap upaya tersebut belum memberikan dampak signifikan, terutama di kawasan-kawasan langganan banjir seperti Jalan Letda Sujono, Padang Bulan, Sunggal, dan daerah-daerah padat penduduk lainnya.
"ami akan lakukan evalusasi besar besaran kepada walikota medan untuk turun kejalan agar pemerintahan kota medan berjalan dengan baik dan mampu berkerja mengatasi banjir," katanya.
Sebelumnya, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatra Utara (Sumut) mencatat lima kecamatan terdampak akibat banjir di Kota Medan.
Berdasarkan laporan yang diterima di Medan, Minggu, banjir yang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan sejumlah sungai meluap ke pemukiman warga yang terjadi pada Minggu (12/10) dini hari.
Pusdalops mencatat lima kecamatan yang dilanda banjir, yakni Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Polonia, dan Kecamatan Medan Labuhan.
Dari lima kecamatan tersebut, Kecamatan Medan Maimun tercatat paling besar terdampak yang mengakibatkan lima kelurahan juga dilanda banjir.
Lima Kelurahan tersebut adalah Alur yang mengakibatkan 75 rumah ,193 jiwa dari 100 kepala keluarga (KK) terdampak, Kelurahan Sei Mati 249 rumah, 158 jiwa dari 249 KK, Kelurahan Suka Raja 62 rumah 300 jiwa dari 100 KK, kelurahan Hamdam 78 rumah 376 jiwa 97 KK, dan Kelurahan Kampung Baru 300 rumah, 130 jiwa dan 420 KK.
Banjir di Kecamatan Medan Johor melanda tiga kelurahan yang tersebar di Kelurahan Kuala Bekala, Keluharan Pangakalan Mansyhur dan Kelurahan Gedung Johor.
Kelurahan Kuala Bekala sebanyak 655 jiwa,190 KK, 145 rumah terdampak, Kelurahan Pangkalan Mansyhur 160 jiwa, 30 KK, 25 rumah dan Kelurahan Gedung Johor 240 jiwa, 95 KK, 50 rumah.
Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Labuhan masing masing dua kelurahan terdampak.
Kelurahan di Kecamatan Medan Polonia, yakni Kelurahan Sari Rejo yang melanda 150 jiwa, 34 KK, 20 rumah dan Kelurahan Polonia 250 jiwa, 97 KK dan 69 rumah.
Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan, yakni Kelurahan Pekan Labuhan yang melanda 560 jiwa, 142 KK dan 140 rumah serta Kelurahan Martubung 400 jiwa, 155 KK, 150 rumah.
Sedangkan Kecamatan Selayang hanya melanda satu kelurahan, yakni Kelurahan Beringin yang mengakibatkan 193 jiwa, 80 KK dan 70 rumah terdampak.
Berdasarkan laporan Pusdalops Sumut sebanyak 405 jiwa di Kecamatan Medan Labuhan mengungsi. Korban luka-luka maupun korban meninggal dunia tercatat masih dalam pendataan.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan bahwa data tersebut sifatnya sementara yang diterima Pusdalops PB Sumut atas kejadian bencana itu.
Yuyun sapaan akrabnya mengatakan berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan sejumlah pemangku kebijakan terkait.
"Kondisi terkini, berdasarkan laporan masih dalam penangan dan pendataan oleh pemerintah setempat," ujarnya. (Cah/P-3)