
PEMERINTAH Australia menyatakan bersedia mengkaji kemungkinan pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Gaza apabila ada permintaan resmi.
Menteri Pertahanan Richard Marles menyampaikan hal itu dalam wawancara dengan Sky News, namun menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada permintaan yang diajukan kepada Canberra.
"Begini, saya rasa kita belum berada di dunia itu. Belum ada permintaan. Saya tidak akan berspekulasi tentang apa yang akan kita lakukan di masa depan," kata Marles seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (14/10)
Ia menekankan bahwa Australia akan menilai setiap permintaan secara serius apabila diterima. "Tentu saja, kami mempertimbangkan setiap permintaan yang datang kepada kami. Tapi saya tidak ingin berspekulasi lebih jauh. Kami berusaha untuk bersikap sekonstruktif mungkin," sebutnya.
Marles juga menyampaikan apresiasi terhadap upaya Presiden AS Donald Trump dalam mendorong tercapainya gencatan senjata di kawasan. Ia menyebut bahwa presiden AS tersebut pantas mendapatkan banyak apresiasi.
"Selama dua tahun terakhir dan lebih, kita telah menyaksikan tragedi yang mengerikan terjadi di Timur Tengah," lanjutnya
Mesir Dorong Solusi Dua Negara
Dalam perkembangan terkait, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menegaskan kembali pentingnya solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian jangka panjang bagi Israel dan Palestina. Pernyataan itu ia sampaikan dalam KTT perdamaian di Sharm el-Sheikh.
Menurutnya, pendekatan tersebut merupakan satu-satunya cara untuk memastikan stabilitas dan rekonsiliasi yang berkelanjutan di kawasan.
El-Sisi juga memastikan bahwa Mesir akan bekerja sama dengan semua pihak guna memulai proses rekonstruksi di Jalur Gaza. (I-3)