Ilustrasi(ARCI)
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mencatat kinerja gemilang sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Perusahaan tambang emas nasional ini berhasil menutup kuartal III-2025 dengan laba bersih sebesar US$71 juta atau senilai Rp1,18 triliun (kurs Rp16.676), berbalik dari rugi US$4 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Investor Relation PT Archi Indonesia Tbk Fredric mengungkapkan, kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan produksi dan penjualan emas dari tambang utama di Sulawesi Utara. Hingga akhir Kuartal III-2025, ARCI membukukan total produksi emas sebanyak 90 ribu ons, naik 23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 73 ribu ons.
"Capaian ini sebagai komitmen perusahaan untuk terus tumbuh, meningkatkan produksi, serta mengembangkan potensi baru," katanya dalam keterangan resmi dikutip Selasa (4/11).
Selain faktor internal, kinerja ARCI juga mendapat dukungan dari tren kenaikan harga emas dunia sepanjang tahun, yang memberikan dampak positif terhadap pendapatan dan margin usaha perusahaan.
Tak berhenti di sektor emas, Fredric menjelaskan ARCI juga berpartisipasi dalam pengembangan energi panas bumi (geothermal) melalui PT Toka Tindung Geothermal (TTG), perusahaan patungan antara PT Archi Indonesia Tbk dan Ormat Geothermal Indonesia. Proyek ini telah mengantongi izin panas bumi dan ditetapkan pemerintah sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), menandai langkah penting ARCI dalam diversifikasi portofolio energi hijau.
Saat ini, TTG menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas terpasang sebesar 40 Megawatt (MW) di wilayah Toka Tindung, Sulawesi Utara. Dalam tahap pengembangannya, proyek ini turut didukung oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) melalui program Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM) yang bekerja sama dengan World Bank.
"ARCI mengapresiasi langkah kolaboratif antara Ormat dan SMI dalam mendorong pembiayaan berbasis mitigasi risiko tersebut," tuturnya.
Sinergi ini dianggap menjadi katalis penting bagi percepatan kegiatan eksplorasi dan penguatan infrastruktur energi bersih di wilayah Toka Tindung, sekaligus mencerminkan semangat bersama untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
“Manajemen berkomitmen mencapai pertumbuhan produksi sebesar 25%, meningkatkan gold grade dan gold recovery, serta mengembangkan proyek underground dan fokus pada eksplorasi," kata Fredric.
Pihaknya optimistis seluruh target tersebut dapat terealisasi hingga akhir tahun 2025. Terlebih, per Oktober 2025, volume produksi kami telah melampaui 100 koz, atau lebih tinggi dibandingkan total produksi sepanjang 2024. (E-3)


















































