
Penggunaan aplikasi pembelajaran digital Sekolah Enuma terbukti mampu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa sekolah dasar (SD) di tingkat awal. Temuan ini diungkapkan melalui hasil riset kolaboratif antara Enuma Indonesia dan Article 33 Indonesia.
Penelitian tersebut dilakukan di lima kabupaten, yaitu Sorong, Subang, Kutai Timur, Pesisir Selatan, dan Mataram, dengan masing-masing kabupaten diwakili oleh satu sekolah. Total terdapat 420 responden, terdiri atas 400 siswa untuk asesmen kuantitatif dan 20 partisipan wawancara (guru, kepala sekolah, dan siswa). Uji coba aplikasi berlangsung selama satu bulan masa belajar efektif, dengan pendekatan yang menggabungkan materi kurikulum nasional dan permainan edukatif interaktif.
Peningkatan Signifikan dalam Literasi dan Matematika
Berdasarkan analisis dari Article 33 Indonesia, proporsi siswa dengan kemampuan setara kelas dua SD meningkat 26 persen, sementara jumlah siswa di bawah standar menurun 29 persen. Peningkatan terbesar terjadi pada kemampuan matematika dasar dan membaca.
Secara kuantitatif, riset menunjukkan kenaikan kompetensi Bahasa Indonesia sebesar 0,43 poin, serta kompetensi matematika sebesar 2,23 poin. Selain itu, selama satu bulan penggunaan aplikasi, siswa berhasil menambah 2,66 subkompetensi Bahasa Indonesia dan 4,65 subkompetensi matematika.
“Anak-anak tidak hanya naik skor, tapi juga melompat dua tingkat subkompetensi, dari sekadar mengenal huruf menjadi mampu membaca kata,” ujar Ciro Danuza, peneliti dari Article 33 Indonesia, dalam pemaparan hasil riset di Hotel Aston, Jakarta, Kamis (9/10).
Penelitian menggunakan metode quasi-eksperimental dengan membagi 400 siswa ke dua kelompok — kelompok treatment yang menggunakan aplikasi Enuma dan kelompok kontrol yang belajar tanpa aplikasi. Selain pendekatan kuantitatif, riset juga dilengkapi wawancara kualitatif terhadap guru dan kepala sekolah.
Hasil temuan kualitatif menunjukkan mayoritas siswa merasa mudah, mandiri, dan antusias menggunakan aplikasi Sekolah Enuma, meski ada sedikit kendala teknis. Guru dan kepala sekolah menilai materi pembelajaran sudah sejalan dengan kurikulum nasional, serta mendukung visi digitalisasi sekolah, walaupun beberapa permainan dinilai terlalu sederhana untuk siswa berkemampuan tinggi.
Dari sisi pengalaman belajar, siswa menyatakan bahwa pembelajaran lewat Enuma terasa menyenangkan dan memotivasi, karena prosesnya seperti bermain gim interaktif.
“Anak-anak yang menggunakan aplikasi Sekolah Enuma menunjukkan peningkatan kompetensi yang lebih cepat dibanding kelompok kontrol,” kata Juli Adrian, Direktur Enuma Indonesia.
Motivasi Belajar Siswa Meningkat Drastis
Perubahan positif juga dirasakan oleh para guru dan dinas pendidikan di daerah uji coba. Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Yuliana Kirihio, menyebutkan bahwa semangat belajar siswa meningkat signifikan setelah menggunakan aplikasi ini.
“Anak-anak kami awalnya kurang tertarik belajar. Tapi setelah memakai aplikasi Enuma, mereka jadi lebih penasaran dan rajin mencari tahu. Daya tangkap mereka meningkat dari sekitar 5 persen menjadi 30 persen,” ujarnya.
Menurut Juli Adrian, temuan ini menunjukkan bahwa digitalisasi pendidikan bukan sekadar tren, tetapi strategi efektif bila diterapkan dengan pendampingan guru yang tepat.
“Enuma bukan pengganti guru, melainkan mitra. Kami ingin membantu anak-anak belajar dengan cara yang mereka sukai,” tutupnya.
Ke depan, Enuma Indonesia berencana memperluas implementasi program pembelajaran digital ini ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang revitalisasi dan digitalisasi pendidikan, yang menekankan pentingnya pemerataan akses belajar bagi seluruh anak Indonesia.