
APEL merupakan salah satu buah paling populer di dunia—mudah ditemukan, rasanya segar, dan kaya manfaat bagi kesehatan. Di Amerika Serikat (AS), apel menjadi buah yang paling sering dikonsumsi karena kandungan nutrisinya yang luar biasa, mulai dari serat, antioksidan, hingga polifenol yang baik untuk jantung dan pencernaan.
Dilansir dari Health, mengonsumsi apel secara rutin, terutama tanpa mengupas kulitnya, terbukti mendukung kesehatan jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makan satu apel kecil setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol jahat.
Bahkan, konsumsi apel harian dikaitkan dengan penurunan risiko kematian akibat stroke hingga 27%, serta penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 25%.
Salah satu kandungan penting dalam apel adalah pektin, yaitu serat larut yang berperan besar dalam menjaga kesehatan saluran cerna.
Serat ini menyerap air di saluran pencernaan dan membentuk tekstur feses yang lebih lunak, sehingga membantu melancarkan buang air besar. Selain itu, pektin juga berfungsi sebagai prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
Bagi yang sedang menjaga berat badan, apel bisa menjadi camilan sehat. Buah ini tinggi air dan serat namun rendah kalori, sehingga memberi rasa kenyang lebih lama tanpa menambah banyak asupan energi.
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang sering mengonsumsi buah kaya serat seperti apel cenderung mengalami penurunan berat badan sekitar 0,5 kilogram dalam empat tahun.
Manfaat apel juga meluas pada pengendalian kadar gula darah. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi dua porsi buah utuh—termasuk apel—setiap hari memiliki risiko 36% lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang jarang makan buah. Bahkan satu porsi apel per minggu sudah mampu menurunkan risiko hingga 3%.
Kandungan flavonoid seperti quercetin pada apel berperan penting dalam menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Serat larut dalam apel juga membantu memperlambat penyerapan karbohidrat, sehingga mencegah lonjakan gula darah setelah makan.
Tidak hanya itu, antioksidan dan fitokimia dalam apel dipercaya dapat menekan risiko beberapa jenis kanker. Zat-zat ini bekerja dengan cara menetralisir radikal bebas dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Studi dari American Institute for Cancer Research menunjukkan bahwa setiap peningkatan 10 gram asupan serat per hari dapat menurunkan risiko kanker kolorektal hingga 7%.
Apel juga bermanfaat bagi kesehatan otak. Kandungan quercetin-nya diduga mampu melindungi sel saraf dari kerusakan oksidatif dan menurunkan risiko penyakit Alzheimer.
Walau hasil ini masih perlu diteliti lebih lanjut pada manusia, penelitian awal menunjukkan potensi besar dari konsumsi apel untuk menjaga fungsi kognitif di usia lanjut.
Satu buah apel berukuran sedang dengan kulit mengandung sekitar 95 kalori, 25 gram karbohidrat, 4,4 gram serat, serta 9% kebutuhan harian vitamin C. Buah ini juga mengandung air sebanyak 86%, menjadikannya sumber hidrasi alami yang menyegarkan.
Bagi penderita diabetes, konsumsi apel tetap diperbolehkan—asal dalam porsi kecil, sekitar satu buah per kali makan atau camilan.
Untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, apel sebaiknya dikombinasikan dengan sumber protein atau lemak sehat, seperti segenggam kacang, selai kacang, atau keju.
Dengan segudang manfaat tersebut, tidak berlebihan jika pepatah lama “an apple a day keeps the doctor away” masih relevan hingga kini. (Z-1)