
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung tengah menyiapkan upaya antisipasi curah hujan ekstrem yang beberapa waktu lalu diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Adapun BMKG memprediksi curah hujan tinggi bakal terjadi pada tanggal 11-20 Maret 2025, dan berpotensi menyebabkan banjir lokal di Jakarta.
"Pemerintah Jakarta siap untuk mengantisipasi termasuk kalau tanggal 11-20 Maret 2025 memang akan ada curah hujan seperti yang dilaporkan BMKG," ujar Pram kepada awak media di GOR Otista, Jakarta Timur, Rabu (5/3).
Pramono telah meminta jajaranya kembali melakukan program Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang pada akhir tahun 2024 berhasil menekan curah hujan di Jakarta. Namun hal itu masih kurang cukup, Jakarta masih berpotensi menerima limpahan air dari Bogor dan menyebabkan banjir kiriman.
"Pemerintah Jakarta sudah memerintahkan untuk melakukan modifikasi dari awal supaya curah hujannya tidak seperti yang terjadi kemarin," ucapnya.
"Di beberapa wilayah, terutama di Bogor dan sekitarnya, curah hujannya bahkan ada yang di atas 200 mm/s," imbuh Pram.
Menurutnya, Jakarta tidak bisa menerima beban curah hujan melebihi 150 mm/s, dikarenakan kapasitas penampungan saluran tidak memadai. Pihaknya juga telah mengambil langkah antisipasi jangka panjang seperti melakukan pengerukan kali.
"Kami tetap akan melakukan pengerukan dalam jangka menengah- panjang. Paling penting, kita tidak repot setelah banjir," tuturnya.
"Saya sudah perintahkan kepada kepala dinas terkait, terutama kepala dinas SDA untuk program jangka menengah yaitu normalisasi termasuk digali, disodet, dilanjutkan," pungkasnya.(M-2)