Amber Purba Ditemukan di Antartika, Ungkap Jejak Hutan Hujan 90 Juta Tahun Lalu

7 hours ago 1
Amber Purba Ditemukan di Antartika, Ungkap Jejak Hutan Hujan 90 Juta Tahun Lalu Untuk pertama kalinya, ilmuwan menemukan serpihan amber berusia 90 juta tahun di dasar laut Antartika. (Alfred-Wegener-Institut)

ILMUWAN berhasil menemukan serpihan amber purba di dasar laut Antartika. Penemuan pertama dari jenisnya di benua beku tersebut. Fragmen kecil berusia sekitar 90 juta tahun ini menunjukkan wilayah pesisir Antartika barat pernah menjadi hutan hujan yang hangat sebelum diselimuti es.

Amber tersebut ditemukan di Teluk Pine Island, pesisir Laut Amundsen, Antartika Barat. Temuan ini dipublikasikan tim peneliti dari Alfred Wegener Institute (AWI) yang meneliti iklim purba benua tersebut.

“The analyzed amber fragments allow direct insights into environmental conditions that prevailed in West Antarctica 90 million years ago,” kata Johann P. Klages dari AWI, peneliti utama studi tersebut.

Rekaman Waktu dari Resin Pohon

Amber merupakan fosil resin pohon yang mengeras selama jutaan tahun, sering kali menyimpan jejak organisme seperti serangga, tanaman, atau serbuk sari. Setiap potongan amber berfungsi layaknya kapsul waktu yang merekam kehidupan purba secara detail,  dari rambut halus hingga butiran serbuk sari.

Serpihan amber dari Antartika ini berukuran sangat kecil, sekitar 0,5 hingga 1 milimeter. Meski tanpa fosil serangga, strukturnya masih menunjukkan ciri khas resin pohon konifer yang kaya akan minyak pelindung. Analisis sedimen menunjukkan wilayah tersebut dulunya beriklim sedang dengan musim dingin yang ringan dan musim panas yang panjang.

Penelitian dari Dasar Laut

Untuk memperoleh sampel, tim peneliti menggunakan kapal riset Polarstern dan mengebor dasar laut sedalam sekitar 950 meter. Mereka menemukan lapisan batuan lumpur yang berisi akar fosil, serbuk sari, serta lapisan tipis lignit. Batubara muda yang terbentuk dari gambut padat. Setelah dikeringkan, lignit itu dihancurkan dan serpihan amber dipisahkan menggunakan mikroskop.

Beberapa potongan amber menunjukkan pola aliran resin akibat luka pada batang pohon, tanda hutan purba tersebut mengalami kerusakan akibat serangan serangga atau kebakaran alami. Temuan ini selaras dengan bukti adanya arang dalam lapisan batuan berumur sama, yang menunjukkan aktivitas kebakaran di hutan kuno itu.

Jejak Iklim Hangat di Kutub Selatan

Sebelum penemuan ini, amber paling selatan hanya ditemukan di Australia bagian selatan dan Kepulauan Chatham di Selandia Baru. Amber Antartika kini menutup celah terakhir di peta penyebaran resin purba tersebut.

Penemuan ini memperkuat bukti bahwa pada masa Cretaceous, Antartika memiliki garis pantai berhutan dengan suhu musim dingin di atas titik beku dan kadar karbon dioksida yang tinggi, jauh berbeda dari kondisi beku seperti sekarang.(earth/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |