
AKSI Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya menyentuh arca Buddha di dalam stupa tertinggi Candi Borobudur, atau yang vdikenal dengan sebutan Kunto Bimo, menuai sorotan. Young Buddhist Association Indonesia (YBA) mengingatkan bahwa praktik tersebut sudah tidak diperbolehkan lagi demi menjaga pelestarian situs suci.
Mitos Kunto Bimo Dilarang
Kunto Bimo adalah mitos lokal yang cukup populer di kalangan wisatawan. Diyakini bahwa siapa pun yang berhasil menyentuh jari arca Buddha di dalam stupa tertinggi akan memperoleh keberuntungan dan harapannya terkabul.
Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya konservasi, mitos tersebut telah dilarang. Sentuhan langsung terhadap arca dinilai dapat merusak struktur dan mengganggu kesakralan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia.
Melalui akun resmi @ybaindonesia, YBA menyayangkan aksi tersebut. Mereka menjelaskan bahwa mitos Kunto Bimo tidak lagi diperbolehkan karena berdampak buruk terhadap pelestarian Candi Borobudur.
"Mitos Kunto Bimo itu hanyalah memiliki dampak buruk terhadap pelestarian Candi Borobudur," tulis YBA.
Edukasi Harus Terus Dilakukan
Meski mengkritisi praktik tersebut, YBA tidak menyalahkan Presiden Macron maupun Letkol Teddy. Menurutnya, mereka bisa jadi belum mendapatkan informasi bahwa praktik menyentuh arca dalam stupa sudah dilarang.
"Bukan salah Presiden Macron, Ibu Negara Prancis Brigitte Macron, dan Letkol Teddy. Mungkin dari mereka tidak tahu bahwa melakukan mitos Kunto Bimo sudah tidak diperbolehkan lagi di Candi Borobudur," tulis YBA, Kamis (29/5) melalui akun X.
YBA juga menekankan pentingnya sosialisasi larangan ini kepada seluruh pengunjung. Mereka mendukung edukasi publik yang selama ini dilakukan para pemandu wisata di bawah naungan @injourney.id dan @borobudurpark yang selama ini berperan aktif memberi informasi kepada pengunjung untuk menghormati Candi Borobudur dengan tidak menyentuh, menaiki, atau menduduki stupa.
YBA hanya berharap pelestarian Candi Borobudur tak lagi pilih kasih, melainkan harus diterapkan kepada semua orang tanpa kecuali. Mereka juga menyerukan agar destinasi wisata religi seperti Borobudur tetap dijaga kesuciannya
"Semoga kita ke depan bisa kompak dalam satu kepentingan untuk menjaga Candi Borobudur," tulis YBA.
Presiden Macron disebut sangat terkesan dengan keindahan dan kekayaan spiritual Borobudur. Ia bahkan sempat berdialog dengan sejumlah biksu di atas candi dan mencoba menyentuh arca Buddha di dalam stupa.
"Beliau sangat terkesan sekali dengan Candi Borobudur. Bahkan sempat berbincang dengan biksu-biksu dan bante-bante di atas," ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Kamis (29/5).
Fadli menambahkan bahwa Presiden Macron ingin menghabiskan lebih banyak waktu menikmati pengalaman spiritual di candi yang menjadi salah satu ikon utama pariwisata Indonesia tersebut.
"Sambil melihat relief, kemudian melihat candi dan juga mencoba untuk menggapai patung Buddha di dalam salah satu stupa," lanjutnya. (Mtvn/P-4)