
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta terus menunjukkan komitmennya dalam membangun kota yang modern, efisien, dan inklusif melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI). AI bukan semata teknologi canggih, tetapi alat yang dapat menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat jika digunakan secara tepat guna.
"Prinsipnya sederhana: Data → Pola → Mesin → Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta harus siap menjadi kota yang tidak hanya cepat beradaptasi dengan AI, tetapi juga menjadikan AI sebagai penggerak utama kesejahteraan," ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Penyusunan Roadmap Implementasi Artificial Intelligence di Jakarta, baru-baru ini.
Salah satu fokus utama dalam diskusi ialah optimalisasi sistem transportasi. Pramono menyampaikan bahwa Jakarta telah memiliki 65 titik intelligent traffic control system (ITCS), tetapi masih jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 320 titik. "ITCS akan menjadi tulang punggung dalam mengubah wajah transportasi Jakarta dan membawa kita keluar dari daftar kota termacet dunia," tambahnya.
Pendiri AI3, Sony Subrata menyampaikan pihaknya merupakan lembaga think-tank nonprofit yang melakukan advokasi mengenai pentingnya peran AI dalam berbagai lembaga pemerintah. Ia sangat mengapresiasi kepemimpinan Pramono yang akan menjadi role model seorang kepala daerah tertarik menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi di seluruh jajarannya.
"Kami yakin penerapan AI di Jakarta akan meningkatkan produktivitas seluruh staf di kantor Pemprov, meningkatkan efisiensi organisasi secara keseluruhan, termasuk memunculkan berbagai gagasan baru untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Potensi implementasi dan manfaat AI di lembaga pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sangat luar biasa," tutup Sony Subrata. (I-2)