
PAMERAN seni Adicitra Ganesha yang telah berlangsung sejak 18 Oktober di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Minggu (19/10) memasuki babak yang semakin semarak dan penuh makna. Acara ini menjadi sorotan tidak hanya darii kalangan sivitas akademika dan pecinta seni, melainkan juga tokoh-tokoh penting nasional yang peduli terhadap kemajuan seni dan budaya Indonesia.
Adicitra Ganesha mendapat kehormatan luar biasa dengan kehadiran dua sosok istimewa yang telah memberikan kontribusi besar di bidangnya masing-masing, yakni Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan seniman legendaris Nyoman Nuarta, sosok di balik kemegahan Patung Garuda Wisnu Kencana yang menjadi ikon pariwisata dan kebudayaan nasional.
Kedatangan mereka ke ITB bukan sekadar kunjungan seremonial, melainkan bentuk dukungan nyata terhadap geliat seni dan komitmen terhadap keberlanjutan pendidikan tinggi dan kesenian di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, kedua tokoh tersebut secara simbolis menyerahkan karya seni untuk dilelang, sebagai bentuk kontribusi dalam mendukung program Dana Lestari ITB (Endowment Fund).
Karya-karya ini kemudian akan dilelang secara virtual melalui situs resmi adicitraganesha.com dan hasilnya akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan aktivitas Tridarma Perguruan Tinggi di ITB. Program Dana Lestari ini dikelola oleh Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL) ITB bekerja sama dengan komunitas alumni Salam Ganesha.
BANGGA DAN HARU
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengungkapkan rasa bangga dan haru dapat berkontribusi dalam acara ini melalui donasi karya seni ciptaan ibunda tercinta, Kartika Basuki.
"Dengan bangga saya dapat mendonasikan karya Ibu saya untuk dimanfaatkan dengan bijak oleh Adicitra Ganesha. Saya berharap gelaran seni seperti ini tidak hanya menjadi ajang pameran karya, tetapi juga menjadi ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan memperkuat diplomasi budaya Indonesia di mata dunia,” ungkapnya.
Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, memberikan apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak dalam mewujudkan Adicitra Ganesha sebagai panggung seni dan filantropi. “Ini bukan hanya ajang pamer karya dari para maestro seni, namun juga bentuk nyata upaya kolektif dalam membangun keberlanjutan pendidikan. Diharapkan ke depannya, momentum ini mampu menyatukan kekuatan seni, teknologi, masyarakat, dan budaya dalam satu harmoni,” tuturnya.
KARYA DIDONASIKAN
Karya lukisan yang didonasikan oleh Menteri Widiyanti merupakan lukisan berjudul “Sukulen”, karya Kartika Basuki. Lukisan ini terinspirasi dari tanaman sukulen yang tumbuh di batang pohon tua yang gersang. Dengan gaya yang sederhana namun kuat, lukisan ini Menyimbolkan keteguhan hidup di tengah tantangan waktu, berdiri anggun layaknya seorang putri yang tak gentar menghadapi usia.
Sementara itu, karya trimatra berjudul “Ibu” dari seniman legendaris Nyoman Nuarta merepresentasikan besarnya peran dan kemuliaan seorang ibu bagi anaknya. Dalam karya ini, sosok ibu digambarkan secara abstrak tengah mengangkat anaknya dengan kedua tangan, sebuah simbol kuat akan kasih sayang yang tulus dan tanpa syarat.
Sang anak pun divisualisasikan dalam posisi menyambut pelukan sang ibu, menghadirkan suasana yang penuh kehangatan dan cinta antara keduanya.
Ketua Panitia Adicitra, Rizky A. Zaelani, menyampaikan harapannya agar melalui gelaran seperti Adicitra Ganesha, antusiasme terhadap seni terus tumbuh dan berkembang, seiring dengan semakin kuatnya sinergi antara seni, pendidikan, dan masyarakat. “Kami juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para maestro yang telah berkontribusi dalam menyukseskan Adicitra Ganesha,” ucapnya.
KARYA LINTAS DISIPLIN
Acara ini menampilkan berbagai karya lintas disiplin, mulai dari lukisan, instalasi, hingga desain produk, kriya kontemporer, dan perhiasan, yang mencerminkan semangat inovasi dan keindahan khas Indonesia.
Sejumlah nama yang turut berpartisipasi di antaranya I Nyoman Nuarta, A.D. Pirous, Ahmad Sadali, Umi Dachlan, Kaboel Suadi, G. Sidharta, serta pelaku desain kontemporer seperti Legam Jewellery, Spedagi–Magno (Singgih S. Kartono), Pala Nusantara, Marintan Sirait, Fatchurohman. Dian Widiawati, Natas Setiabudhi, Bana Nusantara, Lievik Atelier, Yanna Jewelry dan Ken Atik. Setiap karya yang dilelang memiliki
cerita, visi dan makna mendalam yang diharapkan dapat menyentuh hati para pengunjung.
Pameran fisik maupun lelang secara virtual masih akan berlangsung hingga 21 Oktober 2025. Bagi yang berminat untuk mengunjungi pameran maupun mengikuti lelang secara virtual dapat mengakses adicitraganesha.com.
Sebagai catatan, sepanjang 2024, Dana Lestari ITB berhasil menghimpun dana sebesar Rp13,85 miliar. Dana tersebut telah dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas, program beasiswa, hingga kegiatan ITB lainnya. Hal ini menunjukkan tingginya semangat gotong royong dalam mendukung keberlangsungan pendidikan di ITB. (E-2)