
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak dan rusak berat. Hal itu diakibatkan oleh sampah dan aktivitas manusia.
Raja Ampat, Papua Barat, menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki luasan terumbu karang terbesar di Indonesia. Mayoritas, masyarakat pun menggantungkan sumber penghidupan dari laut. Baik melalui pariwisata maupun perikanan atau tangkapan laut.
Sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi rusaknya habitat terumbu karang di Raja Ampat, saat ini tengah direncanakan penanaman 3.000 bibit baru terumbu karang. Rehabilitasi terumbu karang tepatnya dilakukan di Kampung Yensawai, Papua Barat.
Upaya ini merupakan inisiatif dari Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang bekerja sama dengan Yayasan Benih Baik Indonesia (BenihBaik.com). Ini sekaligus menjadi pertama kalinya program dijalankan oleh SRO.
“Mayoritas masyarakat pesisir Raja Ampat menggantungkan hidupnya pada laut, baik melalui perikanan maupun pariwisata. Oleh karena itu, kami berharap pemberian bantuan bibit terumbu karang ini dapat mendukung terciptanya ekowisata dan perikanan berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam keterangan tertulis yang diterima Media Indonesia, Kamis, (5/6).
Dalam program tersebut, SRO juga sekaligus menyalurkan bantuan kesehatan berupa pengadaan mobil ambulans di Sorong, Papua Barat Daya. Diharapkan ambulans dapat memberikan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan dan kegawatdaruratan.
“Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 295 juta jiwa, namun akses kesehatan masih sangat terbatas terutama di daerah pesisir. Harapannya dengan penyerahan bantuan ambulans ini dapat membantu masyarakat di daerah-daerah dengan keterbatasan layanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan yang layak dan tepat waktu,” tambah Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat Samsul. (M-3)