Tujuh warga Italia hilang di Nepal setelah longsoran salju menerjang kawasan Dolma Khang di pegunungan Himalaya. Tiga pendaki lainnya telah dipastikan tewas.(AFP)
TUJUH warga Italia dilaporkan hilang di Nepal setelah berupaya mendaki puncak Dolma Khang di distrik Dolakha, wilayah timur laut negara itu. Pejabat setempat menyebut, tim pendaki Italia tersebut berada di base camp gunung dengan ketinggian 6.332 meter itu ketika terjadi longsoran salju hebat awal pekan ini.
Dalam sepekan terakhir, Nepal dilanda badai salju dan longsoran di sejumlah wilayah pegunungan Himalaya, menewaskan dan melukai sejumlah pendaki serta pemandu lokal.
Kementerian Luar Negeri Italia mengonfirmasi, tiga warga Italia tewas dalam peristiwa di sekitar Dolma Khang. “Hingga saat ini, otoritas lokal telah mengonfirmasi kematian tiga pendaki Italia. Namun, masih belum ada kabar mengenai tujuh warga negara Italia lainnya, termasuk Marco Di Marcello dan Markus Kircheler,” demikian pernyataan resmi kementerian pada Rabu (5/11).
Keduanya diketahui berada di kawasan Yalung Ri, lokasi longsoran salju pada Senin lalu. Seorang pendaki Italia lainnya, Paolo Cocco, termasuk di antara tujuh orang yang sebelumnya dilaporkan tewas di sekitar base camp Yalung Ri.
Keluarga Marcello sempat menyampaikan kepada kantor berita Ansa bahwa sinyal radio satelit miliknya masih aktif dan tampak bergerak, menimbulkan harapan bahwa ia mungkin masih hidup.
Pejabat pariwisata Nepal, Ram Krishna Lamichhane, mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan tim penyelamat di base camp Dolma Khang. “Menurut informasi yang kami terima, lima orang, terdiri dari tiga pendaki asing dan dua pemandu lokal, masih hilang di area base camp Dolma Khang,” ujarnya kepada BBC.
Ia menambahkan, otoritas Nepal juga bekerja sama dengan agen trekking yang menyelenggarakan ekspedisi tersebut untuk memperoleh data lebih detail terkait para pendaki yang hilang.
Selain itu, dua pendaki Italia lainnya, Stefano Farronato dan Alessandro Caputo, ditemukan tewas di puncak Panbari di Nepal bagian barat. Keduanya tergabung dalam kelompok tiga orang pendaki Italia dan tiga pemandu lokal yang terjebak badai salju pada 28 Oktober lalu. Seorang pendaki Italia lainnya berhasil diselamatkan bersama satu sherpa.
Musim gugur biasanya menjadi waktu favorit bagi para pendaki di Nepal karena cuaca relatif cerah dan visibilitas tinggi. Namun, risiko badai salju dan longsoran tetap tinggi, terutama setelah Siklon Montha memicu hujan serta salju lebat di wilayah Himalaya pekan lalu. (BBC/Z-2)


















































