7 Film Jepang Ini Dilarang Tayang karena Terlalu Vulgar dan Sadis

5 hours ago 2
7 Film Jepang Ini Dilarang Tayang karena Terlalu Vulgar dan Sadis Film Jepang yang dianggap terlalu sadis dan vulgar.(Dok. iMDB)

FILM Jepang dikenal berani mengangkat tema ekstrem dan tabu. Namun, beberapa karya dianggap terlalu sadis, vulgar, atau mengganggu, hingga dilarang tayang di Jepang maupun negara lain. Berikut tujuh film kontroversial asal Jepang yang memicu sensor, kecaman, bahkan larangan total.

1. Guinea Pig: Devil’s Experiment (1985)

Film pertama dari seri “Guinea Pig” ini terkenal karena menampilkan adegan penyiksaan wanita secara brutal. Dengan gaya menyerupai film “snuff”, adegan kekerasan dan penyiksaan ekstrem membuat banyak penonton percaya ini adalah rekaman nyata. Pemerintah Jepang sempat menyelidiki keaslian film ini karena efeknya yang begitu realistis.

2. Guinea Pig 2: Flower of Flesh and Blood (1985)

Seri kedua ini lebih sadis dari pendahulunya. Mengisahkan seorang pria berpakaian samurai yang menculik dan memutilasi seorang wanita, lalu menyimpan potongan tubuhnya sebagai koleksi. Film ini sempat disangka film pembunuhan nyata hingga menjadi bahan penyelidikan. Karena kekerasan ekstremnya, film ini ditarik dari peredaran di beberapa negara.

3. In the Realm of the Senses (1976)

Disutradarai Nagisa Ōshima, film ini mengisahkan hubungan obsesif antara seorang wanita dan kekasihnya yang berakhir dengan kematian tragis. Adegan seks eksplisit dan sadomasokisme membuatnya dilarang tayang versi utuh di Jepang. Film ini juga sempat dikecam di Amerika dan Eropa karena dianggap pornografi.

4. Tokyo Decadence (1992)

Mengisahkan seorang wanita muda yang bekerja sebagai pekerja seks di dunia elit Tokyo, film ini menampilkan kehidupan BDSM, eksploitasi, dan kekerasan seksual secara gamblang. “Tokyo Decadence” dilarang di beberapa negara seperti Korea Selatan dan Australia karena muatan seksual dan psikologisnya yang berat.

5. Grotesque (2009)

Salah satu film tersadis Jepang modern. Ceritanya sederhana: sepasang kekasih diculik lalu disiksa dengan cara ekstrem. Karena konten penyiksaan yang terus-menerus tanpa konteks moral, lembaga sensor Inggris menolak memberi rating bahkan versi 18+. “Grotesque” dilarang tayang di Inggris dan beberapa negara Eropa.

6. Battle Royale (2000)

Disutradarai oleh Kinji Fukasaku, film ini menggambarkan siswa SMA yang dipaksa saling membunuh hingga tersisa satu orang. Karena melibatkan kekerasan terhadap remaja dan kritik sosial tajam, film ini sempat dilarang tayang di beberapa wilayah Jepang serta menuai kontroversi global. Kini dianggap sebagai film kultus yang menginspirasi “The Hunger Games”.

7. Audition (1999)

Film karya Takashi Miike ini memulai kisahnya dengan tenang lalu berubah menjadi mimpi buruk penuh kekerasan. Adegan penyiksaan psikologis dan fisik di bagian akhir membuat banyak penonton keluar dari bioskop. Meskipun tidak resmi dilarang, “Audition” tetap dianggap salah satu film Jepang paling disturbing yang pernah dibuat.

Kesimpulan

Film-film di atas bukan hanya hiburan, tapi cerminan dari sisi ekstrem perfilman Jepang, yang berani menembus batas tabu. Namun, karena kekerasan dan unsur vulgar yang melampaui batas, banyak di antaranya dilarang tayang di negaranya sendiri maupun di luar negeri.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |