Remaja di Sulbar tercatat berisiko hipertensi(FReepik)
FAKTA terungkap dari data kesehatan terbaru di Provinsi Sulawesi Barat, hipertensi, yang kerap dianggap sebagai penyakit orang dewasa, kini mulai mengancam generasi muda Sulawesi Barat.
Tercatat, 7,2% anak di bawah usia 18 tahun atau setara dengan 1 dari setiap 14 anak sudah berada dalam kondisi pre-hipertensi hingga terdiagnosis hipertensi.
Gaya hidup tidak sehat menjadi biang keladi dari tren yang terekam dalam Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) untuk pencatatan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) per 22 Oktober 2025 tersebut.
Dari ribuan anak yang diperiksa, sebagian besar, hampir 7 dari 10 anak mengaku sangat kurang mengonsumsi buah dan sayur.
Sementara itu, lebih dari seperlimanya menjalani hari dengan aktivitas fisik yang minim, dan tidak sedikit yang terbiasa mengasup makanan bergaram tinggi.
Menanggapi hal ini, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, Nursyamsi Rahim, menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam.
Melalui program Cek Kesehatan Gratis di sekolah, pemantauan tekanan darah anak kini diintegrasikan sebagai bagian dari deteksi dini.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi intervensi lebih awal, sebelum kondisi yang semula hanya faktor risiko berubah menjadi penyakit nyata yang mengganggu masa depan mereka.
“Kami ingin memastikan anak-anak Sulbar tumbuh dengan kebiasaan hidup sehat, bukan dengan beban penyakit di usia dini,” ujar Nursyamsi.


















































