5 Fakta Soal Pencurian Perhiasan Bersejarah di Museum Louvre

10 hours ago 1
5 Fakta Soal Pencurian Perhiasan Bersejarah di Museum Louvre Museum Louvre di Prancis.(Dok. website Museum Louvre)

DUNIA seni diguncang setelah delapan perhiasan berharga milik para ratu dan permaisuri Prancis raib dalam aksi pencurian di Museum Louvre, Paris.

Perhiasan yang hilang tak hanya bernilai materi, tetapi juga merupakan bagian penting dari sejarah Prancis selama lebih dari dua abad.

Lima fakta tentang pencurian Museum Louvre Prancis

1. Warisan Para Ratu dan Permaisuri

Perhiasan yang dicuri berasal dari era kejayaan monarki Prancis. Di antaranya ialah tiara dan mahkota milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, yang dibuat oleh perancang perhiasan terkenal Alexandre-Gabriel Lemonnier tak lama setelah pernikahan mereka pada 1853.

Kedua benda itu sempat dibawa kabur, namun mahkota ditinggalkan oleh pelaku saat melarikan diri.

“Tiara ini yang biasa ia kenakan hampir setiap hari di istana dan tampak dalam banyak potret resminya. Ia sangat menyayanginya,” ujar sejarawan Pierre Branda yang juga Direktur Ilmiah Yayasan Napoleon.

Pencurian Museum Louvre tersebut membuat Prancis kehilangan satu set kalung dan anting safir milik Ratu Marie-Amelie, istri Raja Louis-Philippe (berkuasa 1830-1848), serta milik Ratu Hortense, ibu dari Napoleon III. Sejarawan Vincent Meylan menyebut, perhiasan itu sebelumnya diwarisi Hortense dari ibunya, Permaisuri Josephine, istri pertama Napoleon I. Beberapa ahli bahkan meyakini sebagian perhiasan itu berasal dari Ratu Marie Antoinette.

“Ini benar-benar bagian dari sejarah Prancis,” kata Meylan.

Selain itu, turut dicuri kalung dan anting zamrud yang merupakan hadiah pernikahan dari Napoleon I kepada istri keduanya, Permaisuri Marie Louise, hasil karya perancang istana Francois-Regnault Nitot.

2. Karya Seni Luar Biasa

Meski nilai sejarahnya tinggi, keindahan dan kerumitan pengerjaan perhiasan tersebut juga menjadikannya karya seni tak ternilai.

“Tanpa mempertimbangkan siapa pemiliknya, perhiasan ini pantas berada di Louvre karena merupakan karya luar biasa,” ujar Didier Rykner, Pemimpin Redaksi La Tribune de l’Art.

Brose reliquiary milik Permaisuri Eugénie, misalnya, terdiri dari 94 berlian, termasuk dua berlian berbentuk hati yang dahulu diwariskan oleh Kardinal Mazarin kepada Raja Louis XIV. Tiara Eugenie memiliki hampir 2.000 berlian dan lebih dari 200 mutiara adapun kalung safirnya berhiaskan delapan batu safir biru tua dan 631 berlian. Kalung zamrudnya sendiri dihiasi 32 batu dan 1.138 berlian, menurut data situs resmi Louvre.

3. Koleksi Baru dalam Sejarah Panjang Louvre

Meski berusia ratusan tahun, sebagian besar dari delapan perhiasan itu baru menjadi bagian koleksi Louvre dalam empat dekade terakhir. Tujuh di antaranya diperoleh sejak 1980-an. Kalung zamrud masuk koleksi pada 2004 berkat bantuan Heritage Fund dan Society of Friends of the Louvre.

Adapun kalung safir Ratu Marie-Amelie dibeli pada 1985 dan tiara Permaisuri Eugenie pada 1992 diikuti bros besar miliknya pada 2008.

4. Tak Ternilai dan tak Bisa Dijual

Kementerian Kebudayaan Prancis menegaskan nilai warisan perhiasan itu tidak dapat dihitung dengan uang. Meski catatan penjualan terakhir masih ada, harga pastinya tak pernah diungkap ke publik.

Perhiasan tersebut tidak dapat dijual sembarangan karena sudah terdokumentasi secara lengkap dalam katalog dan terdaftar sebagai benda warisan nasional. Menjualnya dalam kondisi asli hampir mustahil dilakukan.

5. Ancaman Hilang Selamanya

Para ahli memperingatkan pencuri mungkin akan membongkar perhiasan tersebut, melepas batu dan mutiara untuk dijual secara terpisah.

Aparat Prancis kini tengah melakukan penyelidikan besar-besaran sedangkan publik berharap agar perhiasan bersejarah itu dapat segera ditemukan sebelum jejaknya benar-benar lenyap. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |