
Ceker ayam dikenal sebagai makanan lezat dan kaya kolagen. Teksturnya yang kenyal membuatnya digemari banyak orang, terutama dalam hidangan seperti sup, sambal balado, atau gorengan. Namun, di balik rasanya yang gurih, konsumsi ceker ayam yang terlalu sering bisa membawa dampak kurang baik bagi kesehatan.
1. Kandungan Lemak dan Kolesterol Tinggi
Ceker ayam mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi. Bila dikonsumsi berlebihan, hal ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan berisiko menyebabkan penyakit jantung, stroke, serta gangguan pembuluh darah.
2. Risiko Kontaminasi Bakteri dan Logam Berat
Sebagai bagian tubuh yang sering bersentuhan langsung dengan tanah dan kotoran, ceker ayam rentan mengandung bakteri seperti Salmonella dan E. coli jika tidak dibersihkan dan dimasak dengan benar. Selain itu, jika berasal dari ayam yang terpapar logam berat atau antibiotik berlebihan, residunya bisa ikut masuk ke tubuh manusia.
3. Kandungan Purin yang Dapat Memicu Asam Urat
Ceker ayam termasuk bahan pangan dengan kadar purin cukup tinggi. Terlalu sering mengonsumsinya dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, memicu nyeri sendi, dan memperburuk kondisi penderita gout.
4. Risiko dari Pengolahan yang Tidak Sehat
Banyak olahan ceker ayam menggunakan minyak berulang kali atau saus dengan kandungan gula dan garam tinggi. Cara pengolahan ini dapat meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes jika dikonsumsi terus-menerus.
5. Bukan Berarti Harus Dihindari Total
Meskipun memiliki risiko, ceker ayam tetap bisa dikonsumsi dalam jumlah wajar. Kolagen di dalamnya bermanfaat untuk kesehatan kulit dan sendi. Kuncinya adalah keseimbangan dan cara pengolahan yang higienis, seperti direbus atau dipanggang tanpa tambahan lemak berlebih.
Kesimpulan
Ceker ayam boleh dinikmati, tetapi jangan terlalu sering. Pastikan sumber ayam bersih, masak hingga matang sempurna, dan imbangi dengan makanan bergizi lainnya agar tubuh tetap sehat. (Z-10)