Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon(Dok.MI)
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon menuturkan 24 orang masuk dalam prioritas mendapatkan gelar pahlawan nasional. Nama-nama tersebut mengerucut dari yang sebelumnya sebanyak 49 orang. Meski demikian, Fadli Zon enggan menyebut ada atau tidak nama Soeharto dalam daftar itu.
"Karena kita juga mendekati Hari Pahlawan, kita telah menyampaikan ada 24 nama dari 49 itu yang menurut, Dewan GTK memerlukan, telah diseleksi mungkin bisa menjadi prioritas. Nanti kita akan melihat perkembangannya," kata dia usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11).
Namun dia enggan memerinci 24 nama tersebut. Fadli juga enggan memastikan apakah nama Presiden ke-2 Soeharto masuk ke dalam daftar prioritas tersebut. Hal yang pasti, kata dia, 49 nama yang diusulkan menjadi pahlawan nasional telah memenuhi syarat.
"Nama-nama itu memang semuanya seperti saya bilang itu memenuhi syarat ya, termasuk nama Presiden Soeharto itu sudah tiga kali bahkan diusulkan. Dan juga beberapa nama lain, ada yang dari 2011, ada yang dari 2015, semuanya yang sudah memenuhi syarat," tuturnya.
Fadli juga menyampaikan, nama-nama yang diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional juga datang dari masyarakat. Itu kemudian dikaji dan diteliti mendalam sebelum akhirnya dicetuskan untuk diusulkan.
Usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional telah memantik polemik. Sebagian publik menolak preside ke-2 itu dijadikan pahlawan nasional lantaran banyak pelanggaran HAM selama dia menjabat sebagai kepala negara.
Kendati demikian, Fadli menilai itu merupakan masukan yang belum tentu benar dan sesuai dengan apa yang terjadi. "Enggak pernah ada buktinya kan, Enggak pernah terbukti. Pelaku genosida apa? Enggak ada. Saya kira enggak ada itu," kata dia.
"Apa faktanya apa? Ada yang berani menyatakan fakta? Mana buktinya? Kan kita bicara sejarah dan fakta dan data gitu. Ada enggak? Enggak ada kan? Saya kira itu," tambah Fadli.
Selain nama Soeharto, muncul nama Marsinah, tokoh buruh yang dibunuh lantaran memperjuangkan haknya. Ia hilang dan dibunuh di era kepemimpinan Soeharto. Sebagian kalangan menilai penyematan pahlawan Soeharto dan Marsinah secara bersamaan sebagai hal yang bertolak belakang.
Fadli menilai usulan Marsinah menjadi pahlawan nasional telah memenuhi syarat. "Iya. Kan perjuangan buruh, perjuangan menginspirasi juga ya yang saya kira soal perjuangan untuk kesejahteraan buruh, hak-hak buruh, dan lain-lain," pungkas dia. (H-4)


















































