
SOLO Raya, Pantura dan Jawa Tengah bagian selatan berpotensi cuaca ekstrem Minggu (25/5), warga diminta kembali untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.
Hujan ringan sejak pagi sudah mulai mengguyur sejumlah daerah dan sebagian besar lainnya berawan Minggu (25/5), siang hujan ringan-sedang kawasan pegunungan dan dataran tinggi, sedangkan sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur cukup merata bahkan berpotensi menjadi ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir.
Cuaca ekstrem di Jawa Tengah masih berpotensi di sekitar 30 daerah terutama di kawasan pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya, Pantura dan Jawa Tengah bagian selatan. "Diminta warga untuk mewadahi cuaca ekstrem tersebut yang dapat berdampak bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N Minggu (25/5).
Daerah di Jawa Tenfah berpotensi cuaca ekstrem, ungkap Arif, yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Kudus, Ungaran, Temanggung, Kajen, Pemalang, Slawi, Brebes, Magelang, Salatiga, Tegal, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.
Sedangkan daerah lain di Jawa Tengah, menurut Arif, diguyur hujan ringan-sedang seperti Rembang, Pati, Jepara, Demak, Batang, Kajen, Semarang dan Pekalongan. "Angin bertiup dari timur ke selatan berkecepatan 5-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 19-32 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 60-95 persen," tambahnya.
Sementara itu gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah yang sebelumnya mencapai ketinggian 4 meter, pada Minggu mulai menunjukkan penurunan, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang pada Minggu (25/5) ketinggian gelombang di perairan tersebut 1,25-2,5 meter dan di perairan utara 0,2-1,25 meter.
"Ketinggian gelombang di perairan selatan dan utara Jawa Tengah mengalami penurunan, kondusif ini relatif aman untuk kegiatan pelayaran," ujar Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Wahyu Sri Mulyani.
Selain itu air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah, lanjut Wahyu Sri Mulyani, juga mengalami penurunan dibanding sebelumnya hingga dibawa 1 meter, meskipun warga di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah tetap diminta waspada terhadap banjir rob. "Cuaca di perairan utara pada umumnya berawan," imbuhnya. (H-2)