
BENCANA alam berupa banjir bandang dan longsor yang terjadi di sejumlah titik pada Sabtu (5/7) malam, membawa duka mendalam.
Berdasarkan data sementara atau hingga Sabtu (5/7) malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, ada tujuh desa di kawasan Puncak yang dilanda bencana banjir dan longsor. Sebanyak lima desa di wilayah Megamendung dan dua desa di wilayah Cisarua.
Selain menimbulkan korban nyawa, ratusan jiwa juga kehilangan tempat tinggal karena rumah dan sejumlah fasilitas umum hancur. Ini fakta-faktanya:
1. Pondok Pesantren Al Barokah, Kampung Rawa Sedek, RT 01/04, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, diterjang banjir.
2. Dua orang santri tertimbun. Satu orang santri atas nama Muhamad Resa meninggal dunia akibat tertimbun dan satu orang santri atas nama Suhendar selamat.
3. Berdasarkan data sementara ada 30 rumah dengan 150 jiwa terdampak.
4. Tanah longsor yang terjadi di Kampung Sukatani, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.
5. Seorang pemancing tertimpa longsor di kawasan wisata Puncak, tepatnya di Kampung Ciletuh RT 04/ RW 01, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung.
Tebingan pemancingan yang dikenal pemancingan Gang Dolar itu longsor. BPBD Kabupaten Bogor menyebut satu orang lainnya diduga hilang dan masih dalam pencarian.
6. Satu kejadian longsor dilaporkan terjadi di Kecamatan Tamansari, lereng Gunung Salak. Longsoran menimpa rumah warga dan kandang kambing.
Sementara itu, Bupati Bogor Rudy Susmanto langsung merespons cepat kejadian bencana yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor.
Sejak Sabtu (5/7) atau malam terjadinya bencana hingga Minggu (6/7) dini hari, Bupati Rudy berada di lokasi bencana Kecamatan Megamendung dan Cisarua.
Dia memimpin langsung proses penanganan di sejumlah titik terdampak. Hal itu dilakukan untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan tepat sasaran.
Rudy memantau langsung kondisi warga, aliran sungai, akses jalan, serta proses evakuasi sementara yang telah dilakukan oleh tim gabungan.
Banjir bandang yang menerjang kawasan Pondok Pesantren Al Barokah, mendapat perhatian serius. Bencana tersebut merenggut satu korban jiwa, merusak sekitar 30 rumah, dan berdampak pada lebih dari 150 jiwa.
Evakuasi Korban
Sejumlah warga berhasil dievakuasi ke tempat aman. Sementara petugas gabungan dari BPBD, Dinsos, dan aparat wilayah bergerak sigap menyalurkan bantuan darurat.
“Pemerintah tidak tinggal diam, kami bergerak cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak, termasuk logistik, tempat pengungsian sementara, dan layanan kesehatan,” ujar Rudy.
Selain fokus pada penanganan pascabencana, Pemkab Bogor juga mulai melakukan pendataan kerusakan serta kajian teknis terkait penyebab banjir, sebagai langkah pencegahan ke depan.
Rudy pun menekankan pentingnya sinergi semua pihak dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam.
“Atas nama pemerintah, kami menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban. Dalam situasi seperti ini, negara harus hadir. Dan kami memastikan masyarakat tidak sendiri,” ungkap Rudy.
Selanjutnya, Rudy Susmanto melanjutkan peninjauan lokasi bencana ke titik yang kedua yaitu tanah longsor yang terjadi di Kampung Sukatani, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
“Kita tidak boleh lengah. Tanggap darurat harus dilakukan secepat mungkin. Logistik, tempat pengungsian, hingga pemulihan pascabencana harus segera dijalankan,” katanya.
Bupati mengingatkan seluruh masyarakat, terutama di wilayah rawan bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak ragu melapor jika ada potensi bahaya di lingkungan masing-masing. (DD/E-4)